Prabowo: Kemajemukan Indonesia Bisa Menjadi Rawan kalau Kita Tidak Pandai-pandai Mengelola

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat memberikan pembekalan kepada peserta Apel Komandan Satuan TNI AD di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 23 Juni 2022.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Politik – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menekankan pentingnya persatuan nasional di tengah kemajemukan yang menjadi ciri khas tersendiri bagi Indonesia.

Gerindra Sebut Petinggi Nasdem Bawa Kabar Gembira buat Prabowo

"Kita adalah negara yang begitu majemuk. Heterogenitas bisa menjadi rawan kalau kita tidak pandai-pandai mengelola," kata Prabowo dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023.

Prabowo menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam MNC Forum LXX di Jakarta, Selasa (30/5) malam, di mana ia menekankan betapa luar biasa pencapaian para pendiri bangsa mampu mempersatukan rakyat Indonesia yang majemuk dari berbagai suku, agama, ras, hingga etnis.

KPK Sebut Prabowo Subianto Tak Perlu Setor Nama-Nama Calon Menterinya

Ilustrasi peringatan Hari Pancasila

Photo :
  • ANTARA/Nyoman Budhiana

Hal itu, kata Prabowo, tercermin dari keputusan para pendiri bangsa memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan.

KPK Siap Dampingi Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran dari Potensi Korupsi

"Mereka memilih bahasa kebangsaan bukan dari bahasa mayoritas. Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu, dari daerah-daerah Sumatra yang merupakan minoritas," katanya.

Menurut Menhan, hal itu membuktikan para pendiri bangsa bukanlah sosok yang mementingkan pikiran-pikiran subjektif seperti primordialisme.

"Kalau pemimpin-pemimpin Indonesia berpikir sukuisme, primordialisme, mayoritas orang Jawa. Bisa saja pemimpin-pemimpin kita seperti Bung Karno berjuang untuk bahasa mayoritas menjadi bahasa kebangsaan. Tapi ternyata tidak," kata Prabowo.

Ilustrasi Pancasila.

Photo :
  • Andri Prasetiyo

Pilihan tersebut praktis menjadi langkah pemersatu Indonesia, yang menurut Prabowo harus terus dijaga oleh para pemimpin masa kini dan mendatang, mengingat negara-negara lain masih kesulitan bersatu karena tidak memiliki bahasa kebangsaan.

"Banyak negara lain sulit, banyak negara lain belum punya bahasa kebangsaan. Ini the brilliance of our founding fathers," ujarnya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya