Golkar Suara Terbanyak Kedua di Legislatif jadi Alasan Airlangga Hartarto Layak Dampingi Prabowo

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Twitter Airlangga Hartarto @airlangga_hrt

Jakarta – Dengan raihan kursi di DPR RI terbanyak kedua, maka dinilai sangat layak apabila Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, menjadi pendamping Capres Prabowo Subianto.

Pimpinan Golkar di Daerah Minta Airlangga Dipilih secara Aklamasi di Munas, Menurut Sekjen

Pengamat politik Adi Prayitno, menilai dari raihan kursi tersebut, cukup menjadi alasan kalau Airlangga layak untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024 ini.

Sebab dalam kapasitas sebagai ketua umum saja, Airlangga sudah layak karena suara Golkar juga signifikan.

Putra Mahkota Abu Dhabi Telepon Gibran Ucapkan Selamat Jadi Pemenang Pilpres 2024

"Airlangga Hartarto itu adalah Ketua Umum Golkar yang perolehan pilegnya runner up ya dan cukup signifikan dikepentingan politik di 2024," kata Adi, Selasa 6 Juni 2023.

Dengan potensi suara Golkar, ditambah lagi potensi suara Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo dan juga mendapatkan kursi tinggi di DPR, menurutnya bisa menjadi kekuatan apabila digabungkan.

Airlangga: Kader Golkar Siap Ditempatkan di Legislatif maupun Eksekutif

"Karena Prabowo Subianto dan Gerindra juga memiliki resource politik dan mesin politik yang juga kuat," katanya.

Walau koalisi yang terbentuk adalah Gerindra dan PKB (KKIR), tetapi Adi melihat potensi Golkar menjadi cawapres tetap besar. Karena PKB juga yang mengajak serta Golkar untuk ikut bergabung. 

Untuk suara di beberapa wilayah seperti Jawa Timur, apa yang diraih Golkar sejauh ini terutama di Pileg 2019, cukup signifikan. Karena lumbung suara yang sangat dibutuhkan oleh Prabowo pada pilpres ini.

"Tentu dengan catatan Airlangga Hartarto harus mendapatkan persetujuan dari Gerindra dan Prabowo Subianto, dan mendapatkan persetujuan juga dari PKB dan Muhaimin Iskandar," lanjutnya.

Hubungan baik Airlangga atau Golkar dengan Muhaimin Iskandar atau PKB, menurutnya cukup bisa membuat koalisi ini lebih solid. Terutama apabila Prabowo memilih Airlangga. Sehingga Golkar atau Airlangga bisa meyakinkan Cak Imin atau Muhaimin Iskandar, agar tetap bertahan di koalisi. Sebab mereka juga adalah kawan lama.

"Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto, bisa ngomong hati ke hati. Kalau Airlangga wakilnya, apa yang mungkin membuat PKB tidak pindah ke koalisi lainnya," jelas dia.

Hasil Rakernas Partai Golkar akhir pekan kemarin, menguatkan hasil Munas 2019. Dimana meneguhkan Airlangga Hartarto untuk ikut dalam kontestasi di Pilpres 2024.

Tidak hanya untuk capres. Tetapi seperti  yang dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, wacana Airlangga menjadi cawapres pun dimungkinkan dengan berlandaskan pada hasil Munas 2019.

"Bisa jadi wakil (presiden) juga bisa jadi presiden. Keputusan untuk ikut pilpres sepenuhnya ada di ketum," ujar Doli.

Ada dua pasal terkait sikap partai mengenai kontestasi Pilpres 2024, yang tercantum dalam hasil Munas 2019.

Pasal pertama, Partai Golkar harus ikut kontestasi pilpres baik sebagai capres dan atau cawapres. 

"Isinya ada dua pasal, pasal pertama bahwa Partai Golkar harus ikut kontestasi dalam capres dan atau cawapres," tutur Doli.

Pasal kedua, setiap langkah strategis untuk keputusan pilpres diserahkan kepada ketua umum terpilih 2019-2024.

"Kemudian, menegaskan kembali hasil Munas kemarin bahwa untuk urusan Pilpres kami memberikan mandat penuh kepada Ketum," lanjut Doli.

Maka keputusan Rakernas tidak mengubah keputusan Munas 2019. Apalagi itu tercermin dari penyampaian pernyataan yang dibacakan oleh 38 ketua DPD partai Golkar seluruh Indonesia. 

"Jadi gini level keputusan itu pertama yang tertinggi Munas, kemudian yang kedua itu Rapimnas, baru Rakernas, hari ini forumnya rakernas, level ketiga. Tidak mengubah keputusan level satu dan level dua, ini menguatkan saja," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya