PPP Pantang Berpaling dari PDIP dan Tinggalkan Ganjar untuk Beralih ke Prabowo
- VIVA/Anisa Aulia
Jakarta - Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono buka suara tentang kans pindah koalisi untuk merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan mendukung Prabowo Subianto pada Pemilu 2024.
Mardiono menegaskan, sampai saat ini partainya memutuskan untuk bergabung dengan PDIP melalui perhitungan yang matang.
"Jadi, kita, PPP, gabung dengan PDI Perjuangan itu sudah penuh dengan perhitungan yang matang, bukan kemudian dilahirkan oleh keinginan elite, oleh para pimpinan-pimpinan, tetapi ini tumbuh berasal dari grass roots, pikiran-pikiran di seluruh Indonesia," ujar Mardiono kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023.
Mardiono menjelaskan, PPP dan PDIP ibarat saudara muda yang kelahirannya hanya selisih lima hari: PPP dibentuk pada 5 pada Januari 1973, sementara PDI pada 10 Januari. "Jadi, PDI saudara muda dari PPP yang selisihnya hanya sedikit, bulannya sama," katanya.
KPPP memiliki kesamaan dengan PDIP, katanya, yaitu sama-sama mengabdi dan mengantarkan perjalanan bangsa selama 50 tahun. Suka dan duka kedua partai nyaris sama, terutama sama-sama mengalami penzaliman selama masa Orde Baru.
Oleh sebab itu, PPP konsisten kepada kerja sama politik yang dibangun oleh PDIP, yaitu dengan melakukan pemenangan Ganjar Pranowo di berbagai daerah.
"Ya, contohnya, kalau seperti provinsi yang baru saja ini kebetulan belum selesai masa jabatannya tinggal sebentar lagi, yaitu provinsi Jawa Tengah, Gus Taj Yasin, putra guru kami Syekh Kiai Haji Maimun Zubair, juga menempatkan putranya Gus Taj Yasin hadir sebagai wakil gubernur berdampingan dengan Pak Ganjar Pranowo dengan PDIP," ujarnya.