Aktivis ICW Digebuk, Anggota DPR Cemas

Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil (kiri).
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews - Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama Satrya Langkun dibacok empat orang tak dikenal. Dia harus mendapat 29 jahitan. ICW menduga kasus ini terkait dengan pekerjaan, terutama kasus korupsi. 

Hubungan dengan Rizky Nazar Diduga Retak Lantaran Orang Ketiga, Instagram Syifa Hadju Diserbu

"Saudara Tama saat ini sedang menangani kasus rekening Pati Polri. Kami menduga ini ada kaitannya dengan laporan kami," kata Danang di RS Asri, Jakarta, Kamis 8 Juli 201. Polisi memang menyelidiki kasus ini. Mudah-mudahan gerombolan pengecut itu segera dibekuk.

Benar atau tidak terkait dengan pekerjaannya itu,peristiwa Tama ini membuat anggota Dewan Perwakilan Rakyat merasa cemas. "Jangan-jangan nanti anggota Dewan yang selama ini bicara masalah itu juga terkena," kata Nasir Djamil, anggota Komisi Hukum DPR  kepadaVIVAnews, Kamis 8 Juli 2010.

Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru

Agar tidak timbul saling duga dan rasa ketakutan di kalangan pengungkap kasus korupsi, Nasir mendesak polisi sesegera mungkin mengusut dan mengungkap kasus penganiayaan ini. Polisi sebaiknya tidak sekedar membantah, tapi juga membuktikannya dengan cara menangkap para pelaku.  "Ini penting agar polisi tidak disudutkan begitu saja oleh publik," katanya.

Nasir juga mendesak Mabes Polri untuk melindungi para pelapor kasus dugaan rekening jumbo milik sejumlah perwira polisi itu. Siapapun pelapornya merupakan bagian dari masyarakat.

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Bogor, Bandung Jumat 26 April 2024

Nasir  sendiri amat yakin bahwa ada pihak-pihak yang ingin menyudutkan Polri. Kasus ini pun terjadi hanya dua hari setelah kantor Majalah Tempo diserang bom molotov. Tempo sebelumnya menurunkan berita tentang dugaan rekening bermasalah milik petinggi Polri.

"Ada pihak yang ingin memperuncing. Bila tidak diungkap, ini akan jadi fitnah dan sangat mempengaruhi reputasi Polri," kata dia.

Polri meminta masyarakat jangan buru-buru memojokkan institusi Polri. Mabes Polri meyakini ada pihak-pihak tertentu yang memancing di air keruh.

"Yang pasti, polisi tidak mungkin begitu. Kami akan selesaikan semua secara hukum," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Markas Besar Polri, Komisaris Besar Polisi Marwoto Soeto.

Press realese Polda Sumatera Selatan terkait penetapan dua debt collector sebagai tersangka

2 Debt Collector yang Hendak Ambil Paksa Mobil Polisi di Palembang Jadi Tersangka

Robert dan Bambang, dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi Tersangka.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024