Puan Singgung Kawan Jadi Lawan, Pengamat: PDIP Merasa Dikhianati, Sindir Koalisi Prabowo
- istimewa
Jakarta - Pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani yang menyinggung kawan jadi lawan dan ingin melihat PDIP pecah serta lemah. Omongan Puan itu ditafsirkan punya makna politik untuk menyindir kubu lawan.
Analis politik Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting menganalisa pernyataan Puan karena diduga merasa PDIP dikhianati partai politik pendukung pemerintahan Jokowi jelang Pemilu 2024. Dia mengatakan demikian karena frasa pernyataan Puan bicara ada perlawanan besar.
“Frasa pengkhianatan itu bisa dibaca secara politik dalam pidato Puan saat apel siaga pemenangan PDIP dalam Pemilu 2024 di Semarang. Puan mengatakan ada perlawanan besar, kawan jadi lawan (politik),” kata Ginting di Jakarta, Senin, 28 Agustus 2023.
Dalam pidatonya, Puan menyampaikan ada tantangan dan perlawanan besar yang akan dihadapi PDIP menuju Pilpres 2024.
"Ada tantangan besar, ada perlawanan besar. Kawan jadi lawan (politik), banyak pihak yang ingin melihat kita pecah, ingin melihat kita lemah," kata Puan.
Menurut Ginting, dalam dinamika politik saat ini, PDIP seperti ditinggal sendirian oleh parpol pendukung pemerintahan Jokowi.
Ia menganalisa seperti itu terutama usai manuver politik Golkar dan PAN batal bergabung dalam koalisi bersama PDIP. Baik Golkar dan PAN malah bergabung dengan koalisi Partai Gerindra serta PKB dalam mengusung Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres).
“Saya menduga pidato Puan menyindir koalisi partai yang bergabung mendukung Prabowo dari Partai Gerindra," kata Ginting.
Ginting menyampaikan, poros pengusung Prabowo jadi lebih dominan daripada koalisi PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo. PDIP juga merupakan parpol pemerintah pendukung Jokowi.
"Batalnya Golkar dan PAN bergabung dalam koalisi bersama PDIP, serta ancaman PPP untuk tinggalkan koalisi bersama PDIP. Itulah yang dimaksud kawan jadi lawan politik. Sama saja PDIP merasa dikhianati,” imbuhnya.