- VIVA/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Partai Demokrat menyatakan putusan Mahkamah Agung atas As'ad Syam, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Demokrat, bermasalah. Ada dua masalah, pertama secara formil dan kedua secara administratif.
"Kita perlu tahu duduk persoalannya," kata Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Demokrat, Denny Kailimang, saat dihubungi VIVAnews melalui telepon, Minggu 25 Juli 2010. "Pertama, dia di tingkat Pengadilan Negeri divonis bebas, lalu jaksa melakukan permohonan kasasi," kata Denny.
Permohonan kasasi oleh jaksa itu, kata Denny, dipertanyakan As'ad. "Ini persoalan, karena jaksa seharusnya tak bisa kasasi atas vonis bebas," ujar Denny yang juga berprofesi pengacara itu.
Masalah kedua, As'ad menilai kesalahan pengetikan. Nomor perkara yang putusan pengadilan negeri berbeda dengan nomor perkara yang diputuskan dalam kasasi Mahkamah Agung.
Karena itu, Demokrat menunggu As'ad melakukan upaya hukum atas dua masalah itu. "Jadi, Demokrat sama sekali tidak melindungi As'ad," kata Denny. "Walau pun administratif, As'ad berhak untuk melakukan itu."
As'ad masuk dalam Daftar Pencarian Orang sejak 12 Juli 2010 karena keberadaanya tidak diketahui oleh Kejaksaan Tinggi Jambi. Padahal, ia harus segera menjalani putusan kasasi MA yang memvonisnya empat tahun penjara, karena terbukti bersalah dalam kasus korupsi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Sugai Bahar sebesar Rp 4,5 miliar.
Kamis lalu, As'ad muncul di Gedung DPR RI untuk memberikan keterangan kepada Badan Kehormatan (BK) DPR. Namun ia menolak berbicara apapun kepada media.
Sejumlah pihak meminta As'ad mengundurkan diri dari keanggotaannya di DPR, karena dianggap tak layak duduk sebagai wakil rakyat dengan kasus hukum yang membelitnya. Demokrat bahkan diimbau memecat As'ad dari keanggotaaan partai.
Lawan Timnas Indonesia U-23, Pelatih Korea Khawatir karena Hal Ini
Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Korea Selatan U-23 pada laga perempat final Piala Asia U-23 2024. Duel berlangsung di Abdullah bin Khalifa Stadium, Jumat dini hari
