Survei LSI: Gerindra Salip PAN?

sorot kampanye gerindra 2009 - Kampanye Gerindra
Sumber :
  • VIVA/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Lembaga Survei Indonesia juga menemukan fenomena bahwa publik menjauhi partai politik. Elektabilitas Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional menurun, namun partai-partai lain tak menikmati kenaikan.

Kesimpulan ini didapatkan atas pertanyaan "Jika Pemilu diadakan sekarang, partai mana yang dipilih." Ternyata Demokrat masih mendapat suara terbanyak (21,4 persen), urutan selanjutnya ditempati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (14,1 persen) dan Partai Golkar (12,7 persen). Sementara itu jumlah pemilih mengambang atau belum menentukan partai sangat besar (30,1 persen).

Demokrat, kata Direktur Eksekutif LSI, Dodi Ambardi, sejak mengalami kenaikan pesat dukungan pada Januari 2010 (32 persen), elektabilitasnya terus mengalami penurunan. Desember 2010, posisinya kembali seperti hasil Pemilu 2009 (21 persen).

"Yang menarik, merosotnya dukungan terhadap Demokrat ini ternyata tidak dibarengi oleh kenaikan dukungan suara partai-partai lain, baik yang berada pada koalisi pemerintah maupun yang di luar koalisi pemerintah. Tidak terjadi pula kenaikan dukungan signifikan pada partai menengah dan kecil," kata Dodi.

Data survei itu menunjukkan bahwa atas pertanyaan yang sama, posisi Partai Kebangkitan Bangsa (4,8 persen), Partai Keadilan Sejahtera (4,6 persen), Partai Persatuan Pembangunan (2,7 persen), Gerindra (2,4 persen), Partai Amanat Nasional (2,3 persen), dan Hanura (1,2 persen).

Biasanya Jadi Panutan, Nikita Willy Kali Ini Dikritik karena Biarkan Anak Makan Sambil Ngantuk

Sebagai bahan perbandingan, lihatlah hasil Pemilu 2009 berikut ini. Partai Demokrat mendapatkan 20,85 persen, Golkar 14,45 persen, PDIP 14 persen, PKS 7,88 persen, PAN 6 persen, PPP 5,32 persen, PKB 4,94 persen, Gerindra 4,4 persen dan Hanura 3,77 persen.

Dari data hasil survei itu, Dodi menengarai bahwa yang sedang terjadi adalah secara kolektif parpol dijauhi masyarakat. "Mungkin yang terjadi itu meningkatnya ketidakpercayaan dan kekecewaan publik terhadap politik dan parpol secara keseluruhan, bukan hanya sekadar kekecewaan terhadap pemerintah atau Presiden dan Wakil Presiden semata," kata Dodi.

Pernyataan Dodi ini diyakini pula oleh Ruhut Sitompul, Juru Bicara Partai Demokrat. Ruhut berpendapat, kekecewaan itu sebenarnya untuk pemerintahan secara keseluruhan. Tapi, lanjutnya,  "(Popularitas) Pak SBY jelas tak turun," katanya.

Sementara soal penurunan elektabilitas Demokrat, menurut Ruhut karena partainya sibuk dengan konsolidasi internal. Dan bagi Demokrat, penurunan itu baru dianggap masalah, jika hasil survei di bawah hasil Pemilu 2009. "Saya yakin, habis trimester pertama 2011 ini, kami akan naik lagi," kata Ruhut.

Sementara itu, salah satu Ketua Partai Amanat Nasional, Bima Arya Sugiarto, menyatakan hasil survei yang memperlihatkan Gerindra menyalip partainya masih dalam batas margin of error. Fenomena penurunan elektabilitas PAN, kata Bima, merupakan ekspresi ketidakpuasan pada pemerintah sendiri.

"Dan itu wajarlah terjadi di tahun pertama karena ekspektasi publik yang tinggi di awal pemerintahan," kata mantan Direktur Eksekutif Charta Politika, sebuah konsultan politik itu.

Survei terbaru LSI ini dilakukan untuk mengukur persepsi publik terhadap kondisi sosial kemasyarakatan secara umum seperti tentang bagaimana persepsi terhadap kondisi ekonomi, hukum, politik, serta keamanan dan ketertiban. Survei ini dilakukan pada 18-30 Desember 2010, mengambil sampel 1.229 responden yang tersebar di seluruh indonesia. Metode survei adalah wawancara tatap muka. Profil sampel tak berbeda jauh dengan Badan Pusat Statistik. Margin error diperkirakan 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

5 klub Sepakbola yang Sering Tampil di final liga champions, Real Madrid Teratas?
Harga telur naik di Semarang, Jawa Tengah.

Daftar Harga Pangan 19 April 2024: Bawang hingga Telur Naik

Harga komoditas pangan beberapa terpantau rata-rata mengalami kenaikan di seluruh Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024