Sekretaris Setgab Menjawab Pidato Megawati

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan para penguasa negeri ini sedang dilanda bencana mental. Bencana mental itu, menurut dia, diindikasikan mulai dari kasus Gayus Tambunan, reformasi birokrasi, koalisi Sekretariat Gabungan, hingga 'pamer' data-data makroekonomi yang dinilai tak berbasis pada kerakyatan.

Dalam pidato menyambut ulang tahun PDIP, Senin 10 Januari 2011 itu, Megawati juga mengritik klaim keberhasilan ekonomi di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Megawati menyebut keberhasilan Bursa Efek Indonesia sebagai bursa efek terbaik Asia tak dirasakan dampaknya oleh rakyat.

Syarif Hasan, Sekretaris Sekretariat Gabungan Koalisi Pemerintahan, menjawab berbagai pernyataan Megawati itu. Menurut politikus Partai Demokrat yang juga Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu, Megawati tak membaca detail indikator-indikator keberhasilan Pemerintah.

Berikut wawancara dengan Syarif Hasan:

(Pertanyaan) Pidato megawati mengkritik pemerintah mengklaim keberhasilan ekonomi dengan mencontohkan Bursa Efek Indonesia sebagai bursa terbaik di Asia Pasifik, tapi dampaknya tidak bisa dirasakan masyarakat. Tanggapan?

Apa ukurannya? Berarti dia tidak membaca indikator keberhasilan dong. Pertumbuhan ekonomi berapa, income per kapita berapa. Pada saat dia memimpin cuma berapa?

Keberhasilan statistik saja?

Bagaimana mungkin, lihat saja di lapangan. Itu kan ukurannya jelas, faktual. Jadi itu sudah terukur, dia harus membaca dong. Kinerja statistik yang berlaku, pertumbuhan ekonomi berapa? Di saat Asia Pasifik mengalami pertumbuhan negatif malah, kita masih positif, masih bertahan. Insya Allah pertumbuhan enam persen. Dulu waktu dia bagaimana? Itu fakta.

Mega mengritik pemerintah kerdilkan makna reformasi birokrasi hanya sebatas remunerasi dan menyebut ini sebagai bencana mental. Tanggapan?

Begini, kita ingin meningkatkan motivasi bagaimana mereka betul-betul bekerja, efektifitas, konsentrasi pada pekerjaannya. Supaya mereka betul-betul fokus memikirkan bangsa ini. Ini kan kesejahteraan. Baru dilakukan dalam setahun terakhir ini kan.

Tidak sepakat dengan istilah bencana mental?

Nggak dong. Bagaimana ini, kalau menilai kan harus secara terukur.

Mega mengritik Setgab. Tanggapan?

Itu kan justru kita menimbulkan proses demokrasi, komitmen berpolitik, pembelajaran berpolitik, bagaimana posisi koalisi, checks and balances, kita kedepankan. Checks and balances ada, komitmen juga ada. Kalau itu tidak ada, ya susah.

Pidato Mega pertanda PDIP tidak akan masuk koalisi?


Itu jangan tanya saya, tanya dia, Megawati.

Demokrat masih akan dekati PDIP?

Kami bukan pendekatan, kami komunikasi. Komunikasi bukan berarti pendekatan. Dengan semua elemen bangsa kita harus komunikasi, supaya ada kesatuan dalam membangun bangsa ini.

Bumi Resources Raih Laba Bersih US$67,63 Juta di Kuartal I-2024
Dedi Mulyadi

Pencalonan Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi: Jangankan Maju, Mundur Saja Siap

Soal Pencalonan Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi : Jangankan Maju, Mundur Saja Siap

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024