Pramono: RI Tak Akan Tertular Kisruh Mesir

Aksi demonstrasi di Mesir.
Sumber :
  • AP Photo/Xinhua, Cai Yang

VIVAnews - Sudah tujuh hari Mesir dilanda gonjang-ganjing politik. Jutaan warga turun ke jalan menentang rezim. Pemerintahan Presiden Hosni Mubarak yang sudah bercokol 30 tahun terancam runtuh.

Apa yang terjadi di negeri Firaun ini adalah efek lanjutan. Krisis awalnya terjadi di Aljazair. Lantas 'menular' ke Tunisia yang berujung jatuhnya pemerintahan Ben Ali, membangkitkan gelombang aksiĀ  di Yaman, baru ke Mesir.

Soal krisis di Dunia Arab, Pramono Anung optimistis Indonesia tak akan tertular. "Saya berkeyakinan, persoalan yang terjadi di Tunisia dan Mesir tidak akan terjadi di Indonesia. Epidemi itu tidak akan masuk Indonesia," kata Pramono di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 1 Februari 2011.

Sebab, menurut Pram, demokrasi Indonesia sudah tergolong kuat untuk menahan gonjang-ganjing politik berskala besar seperti itu. "Kita kan sudah bisa memisahkan antara persoalan politik dan ekonomi. Demokrasi kita cukup kuat. Gonjang-ganjing itu tidak akan berimbas ke sini," ujarnya lagi.

Tak seperti Mesir yang menganggap situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter sebagai ancaman dan harus ditutup, Indonesia justru melihatnya sebagai penyokong demokrasi.

"Sebagai alat kontrol rakyat kepada pemerintah, dan bukannya dianggap mengganggu stabilitas bangsa," kata dia.

Senada, Profesor ilmu politik dari Ohio State University di Amerika Serikat, R. William Liddle berpendapat efek domino Mesir buat Indonesia tidak ada meski kondisi Mesir mirip dengan Indonesia 1998 lalu.

Profesor yang lama meneliti Indonesia ini menilai kondisi demokrasi di Indonesia jauh lebih baik dari Mesir yang di mata dia bukanlah negara demokratis. "Di Mesir Pemilu tidak punya makna," Kata Liddle. "Namun, bahwa akan ada perubahan di Mesir, itu sudah bisa dipastikan."

Menurut dia, di Indonesia saat ini konsolidasi demokrasi telah berjalan relatif baik di level pusat maupun daerah. Kepala Daerah dan DPRD dipilih langsung oleh rakyat, begitu pula presiden. "Anda boleh saja berdebat tentang mutu demokrasi itu sendiri, tapi Indonesia saat ini jauh berbeda dari Mesir," ujarnya. (umi)

Kemenkominfo Gelar Talkshow “Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”
Sekjen DPP PKS Aboe Bakar Al Habsyi.

PKS Terbuka untuk Bertemu Prabowo tapi Bukan untuk Menyusul PKB

Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan rencana pertemuan dengan calon presiden terpilih Prabowo Subianto masih menunggu waktu yang tepat.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024