- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta aparat di bawahnya agar tidak segan-segan membubarkan Ormas yang melakukan tindakan anarkis dan terbukti melanggar hukum. Beragam tanggapan atas pernyataan presiden itu. Ada yang setuju, ada pula yang mengusulkan agar organisasi yang terbukti melakukan kekerasan itu diajak berdialog. Persoalan ini masih bisa diselesaikan dengan dialog.
Front Pembela Islam (FPI) menegaskan bahwa jika Presiden SBY semena-mena membubarkan Ormas, maka mereka akan melawan, SBY bisa saja digulingkan.
"Andaikata ada ormas Islam yang dibubarkan SBY dengan cara-cara keji, dengan cara biadab, dengan cara curang, dengan cara kejam, maka saya akan ajak umat Islam di manapun berada: kita gulingkan SBY," ujar Habib Rizieq. [Lihat video seruan itu di sini]
Belakangan berkembang pro kontra apakah pernyataan petinggi FPI itu termasuk makar atau tidak. Ada yang bilang itu makar, banyak pula yang menyebutkan belum termasuk makar, sebab itu baru sebatas wacana.
Ditanya apakah ancaman itu termasuk makar, Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto malah balik bertanya, "kalau menurut Anda bagaimana?" kata dia kepada wartawan di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat 18 Februari 2011.
Prabowo Subianto menegaskan bahwa negara ini punya sistem politik. Bahwa, "Semua pergantian pemerintahan harus konstitusional," tambah Prabowo.
Soal Ahmadiyah, Prabowo berpendapat, yang penting semua diselesaikan tanpa kekerasan. "Tidak boleh perbedaan pandangan apapun mengikutkan kebencian, hardik menghardik. Harus dihindari segala bentuk fanatisme," tambah dia.
Prabowo menyesalkan terjadinya kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah. "Kekerasan seperti itu sangat kita tentang dan kecam."
Bagaimana dengan ormas? "Kalau ada ormas melanggar hukum atau menganjurkan melanggar hukum, pihak berwajib perlu ambil tindakan sesuai hukum."
Sementara, dalam aksi menuntut pembubaran Ahmadiyah yang digelar Forum Umat Islam hari ini di Jakarta menyuarakan pengunduran diri SBY. "Jika (Ahmadiyah) dibiarkan, tolong SBY turun dengan hormat, kita siap untuk revolusi," kata petinggi FPI, Misbahul Anam.