- Antara/ Ujang Zaelani
VIVAnews - Anggota Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al Jufrie mengaku terheran-heran dengan situasi koalisi dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Suasanya, kata Salim, sangat berbeda dengan ketika PKS dan Demokrat berkoalisi pada periode 2004 hingga 2009.
"Kenapa pada periode 2004 hingga 2009 lebih mulus? Kenapa sekarang tidak kompak, hal yang seperti ini harus dievaluasi oleh Demokrat dan masing-masing partai. Semuanya demi kebersamaan," kata Salim Segaf di gedung DPR, Jakarta, Rabu 2 Maret 2011.
Menurut Salim Segaf, evaluasi seharusnya tidak hanya diterima PKS dan Golkar. Tapi juga Partai Demokrat sendiri. Karena, ketidakkompakkan mitra koalisi itu dipengaruhi oleh semua partai koalisi Sekretariat Gabungan. Bukan hanya PKS dan Golkar.
Salim pun melihat ada yang berbeda dalam koalisi saat ini. "Yang awalnya koalisi, sekarang beralih seperti oposisi," ujar Salim yang juga Menteri Sosial ini.
Dia menegaskan, yang namanya koalisi itu harus bersama-sama mewujudkan program pemerintahan yang positif demi kepentingan rakyat. Salim mengakui, koalisi yang saat ini terbentuk memiliki postur yang besar. Dan memelihara koalisi yang tambun seperti itu bukanlah pekerjaan mudah.
"Harapan saya kepada Setgab dan koalisi adalah agar dikelola secara profesional. Walaupun ada perbedaan, itu hanya di dalam Setgab," ujar dia.
Salim sendiri sudah mengaku siap bila dirinya diganti atau terkena perombakan kabinet (reshuffle). Tidak hanya Salim, semua menteri dari PKS siap bila tak lagi bertugas di kabinet.
Laporan: Ronito Kartika Suryani
Lawan Timnas Indonesia U-23, Pelatih Korea Khawatir karena Hal Ini
Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Korea Selatan U-23 pada laga perempat final Piala Asia U-23 2024. Duel berlangsung di Abdullah bin Khalifa Stadium, Jumat dini hari
