"PDIP Menjadi Kunci Reshuffle Kabinet"

SBY saat menyalami Megawati.
Sumber :
  • Biro Pers Istana/ Abror Rizki

VIVAnews - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan M Romahurmuziy melihat pertemuan Hatta Rajasa dengan Taufiq Kiemas adalah sinyal ajakan berikutnya pada PDIP untuk masuk koalisi. Menurut Romy, memang PDIP-lah yang menjadi kunci apakah reshuffle jadi dilakukan atau tidak.

"Dikaitkan dengan pernyataan SBY kemarin, meskipun bau reshuffle sudah semakin menyengat, kepastian ada tidaknya reshuffle sangat bergantung pada PDIP, khususnya Megawati (Ketua Umum PDIP)," kata Romy. "Sayangnya, cinta sementara ini masih agak bertepuk sebelah tangan."

Dugaan Romy, Mega memberi 3 syarat yang masih sulit diterima kubu SBY. Pertama, anggota kabinet cukup simpatisan PDIP. Bilamana elit pengurus PDIP yang diminta, yang bersangkutan tetap harus menanggalkan jabatannya di kepengurusan.

Kedua,
PDIP tetap tidak bergabung ke dalam Sekretariat Gabungan. Dua syarat ini adalah konsekuensi dari keputusan kongres yang menugaskan PDIP tetap sebagai partai penyeimbang.

Syarat ketiga, permintaan disampaikan langsung oleh SBY kepada Mega. Ketiga syarat tersebut menjadikan komposisi Setgab masih status quo.

"Sederhananya, dorongan Demokrat yang berkali-kali mendorong Golkar-PKS diletakkan di luar kabinet, hanya akan sepadan jika ditukar dengan masuknya PDIP-Gerindra. Jika yang dua terakhir ini belum pasti, menerima saran PD sepenuhnya dengan mengeluarkan Golkar-PKS adalah sangat berisiko pada stabilitas politik," kata Romy.

Idealitas yang diharapkan SBY, dengan nama kabinetnya "Indonesia Bersatu", tentu semua fraksi masuk di dalamnya dengan menjunjung kebersamaan dalam mengawal setiap kebijakan. Namun karena bukan situasi ideal, hitungan politiknya pakai matematika sederhana saja, 6 - 2 + 2 = 6. "Jika keluar dua, masuk dua. Jika keluar satu, masuk satu," kata Romy.

Namun mengingat potensi risiko meletakkan Golkar di luar kabinet, perlu pertimbangan yang masak untuk melangkah lebih jauh. Inilah yang tercermin dengan kalimat Presiden kemarin yakni, "Satu-dua parpol langgar kesepakatan koalisi."

"Kalau memang pasti dua parpol, tentu kalimatnya menjadi "dua parpol langgar kesepakatan koalisi" tapi dengan frasa "satu-dua" itu, dugaan saya SBY masih menimbang posisi Golkar," kata Romy.

Selanjutnya, kalimat "langgar kesepakatan koalisi", berartiĀ  betapa pun dibantah oleh parpol "satu-dua" ini, evaluasi SBY sudah final. Kunci selanjutnya, tinggal menunggu kesediaan PDIP. (umi)

OJK Reveals Tips to Manage Finance for Housewife
Wuling Cloud EV di IIMS 2024

Konsumen Bisa Jajal Langsung Wuling Cloud EV di PEVS 2024

Pabrikan otomotif asal China, Wuling akan memeriahkan pameran PEVS 2024 dengan menampilkan lini kendaraan listrik, salah satunya Wuling Cloud EV.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024