- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Pramono Anung, sekretaris jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2005-2010, menyebutkan tawaran pada partainya untuk masuk kabinet sudah sejak 2004. Namun, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menampik tawaran itu.
Pramono menyatakan, arah PDIP sebenarnya memang tergantung pada satu sosok Mega. "Sebenarnya simpel saja, kewenangan dan otoritas partai itu ada pada Ibu Mega. Ibu Mega itu sosok yang selalu konsisten dalam bersikap," ujar Pramono usai acara diskusi di Akbar Tandjung Institute, Jakarta, Kamis 3 Maret 2011.
Dia menambahkan, tawaran kepada PDIP untuk bergabung dengan pemerintahan sebenarnya sudah ada sejak 2004. Namun, PDIP tetap memilih berada di luar pemerintahan untuk dapat berfungsi sebagai penyeimbang yang mengritisi dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan.
"Selama ini juga sudah ada keinginan PDI Perjuangan untuk berkoalisi lagi. Tetapi, Ibu Mega, kami sudah ketahui adalah tokoh yang kalau sudah mengambil sikap dan keputusan, ya sikap itulah yang dijalankan," kata Pramono.
Meski demikian, Pramono melanjutkan, komunikasi politik yang dilakukan partainya dengan partai lain juga merupakan suatu hal yang baik dan tidak bisa dihindari. Karena, pada dasarnya silaturahmi dan komunikasi politik antar partai adalah penting.
Itulah yang dilakukan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas saat menjamu Hatta Rajasa, ketua umum Partai Amanat Nasional, yang juga menteri Koordinator Perekonomian.
"Komunikasi yang dilakukan oleh Pak Taufiq itu baik juga," ujar dia. (art)