- VIVAnews/ Indra Darmawan
VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan, persoalan koalisi tidak melulu terkait dengan kursi kabinet. Kabinet, kata Aburizal, harus disusun berdasarkan meritokrasi atau prestasi.
"Posisi menteri adalah posisi yang terhormat, bukan karena status yang tinggi saja, atau kekuasaan yang besar," kata Aburizal dalam pidato membuka Rapat Koordinasi Nasional Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa 8 Maret 2011. "Tapi dengan posisi menteri itu, sebuah partai memiliki kesempatan mengabdi atau berbuat konkret bagi masyarakat," katanya.
Karena memiliki kesempatan mengabdi, posisi menteri harus diukur berdasarkan kinerja, berdasarkan program-program konkret yang dilakukan kepada rakyat. "Pertimbangan utama adalah meritokratis," kata Aburizal.
Dan posisi Golkar, kata Aburizal, adalah mendukung kabinet diisi oleh figur-figur yang memang mampu dan berintegritas. "Jadi, saudara-saudara sekalian, itulah posisi Golkar terkait posisi menteri di kabinet," kata Aburizal.
Sebelumnya, Aburizal menyatakan saat ini seolah-olah situasi genting karena ada rumor reshuffle kabinet. "Padahal menurut saya tidak demikian," kata Aburizal.
Saat ini, Golkar memiliki tiga kader yang menjadi menteri yakni Agung Laksono, Fadel Muhammad dan MS Hidayat. Agung adalah Wakil Ketua Umum Golkar, sementara Fadel adalah Ketua Bidang Kemahasiswaan DPP Golkar.