Demokrat: Pembaruan Kontrak Bukan Pengekangan

Politisi Demokrat Saan Mustofa (kanan) & Politisi PAN Laurens Bahang Dama
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Saan Mustofa, Sekretaris Fraksi Demokrat, menyatakan pembaruan kontrak koalisi bukan untuk mengekang partai yang menjadi anggota. Pembaruan ini justru untuk membuat para anggota koalisi menjadi lebih setara.

Saan menyatakan pembaruan itu hasil pembicaraan Ketua Koalisi dengan ketua-ketua partai dan tidak dimaksudkan sebagai alat untuk menekan. "Tapi sebuah treatment pada anggota koalisi agar ada kesetaraan, perlakuan yang sama," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 7 April 2011.

Saan menjelaskan, kontrak baru ini adalah "bagian dari ikhtiar politik. Negara mana pun, ketika koalisi, koalisi harus paham dulu. Ketika kemudian masuk proses pengambilan kelutusan di parlemen, otomatis sudah punya sikap. Jadi tidak ada itu yang namanya menyeragamkan apalagi mematikan demokrasi."

Apapun sikap koalisi, kata Saan, harus diikuti seluruh anggota. "Selama belum menjadi sikap resmi, hak konstitusional mereka untuk berbeda," ujar Saan. "Bedakan sikap anggota di parlemen dengan sikap fraksi. Sikap kritis anggota DPR di parlemen itu hak konstitusional mendasar."

Peran Sekretariat Gabungan nanti, katanya, akan membahas kebijakan dan program-program strategis. Di Setgab, membicarakan sikap fraksi dan partai. "Tentu sikap fraksi atau partai, sebelum diambil keputusan resmi, mereka harus mendengarkan anggotanya. Partai dan fraksi punya kewajiban mengagregasikan kepentingan yang berkembang di anggota masing-masing," kata Saan.

Namun, ketika fraksi sudah memutuskan, anggota wajib mengikuti. Kemudian, jika fraksi-fraksi di koalisi sudah memutuskan, juga wajib diikuti peserta koalisi. "Jadi tidak ada pengekangan. Tokh ruang bagi fraksi untuk berbeda ada di Setgab," kata Saan.

Sementara sikap anggota yang berbeda-beda, tentu menuntut kepiawaian fraksi masing-masing untuk mengagregasikan kepentingan mereka. Namun, kalau sudah jadi sikap resmi partai, anggota walau pun punya sikap berbeda, harus berlaku negarawan.

"Sebagai negarawan, apa pun sikap kita berbeda, sikap fraksi kita harus terima," kata Saan.

Lalu, bagaimana jika ada anggota koalisi tidak mau menandatangani pembaruan kontrak koalisi ini? "Kalau mereka tidak ingin menandatangani kesepakatan, berarti mereka tidak mau berada dalam koalisi," katanya tegas.

Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika
Witan Sulaeman dalam laga Indonesia U-23 vs Jordania U-23

Timnas Indonesia U-23 Tak Gentar dengan Rekor Mengerikan Korea Selatan

Witan Sulaeman menegaskan Timnas Indonesia U-23 tidak akan gentar menghadapi Korea Selatan di babak perempat final Piala Asia U-23 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024