- flickr.com
VIVAnews - Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin membantah semua tudingan soal keterlibatan dirinya dalam kasus suap dengan tersangka Sekretaris Menpora, Wafid Muharram, dalam kasus proyek pembangunan wisma atlet Sea Games di Palembang, Sumatera Selatan. Nazaruddin juga membantah bahwa ada perpecahan dalam kubu Demokrat.
"Kami tetap solid," kata Nazaruddin usai rapat internal Fraksi Demokrat di gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin 9 Mei 2011.
Nazaruddin juga membantah keras bahwa kasus dugaan suap di bawah Kementerian pimpinan Andi Mallarangeng, Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat yang juga mantan calon Ketua Umum Demokrat itu bernuansa politis. Nazaruddin sendiri siap diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya yakin tidak ada kader Partai Demokrat berada di balik tudingan ini," ujar Nazaruddin yang juga anggota Komisi III Bidang Hukum DPR ini.
Sebelumnya, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Melani Leimena Suharli membantah ada perpecahan internal di balik kasus dugaan suap kasus itu. Saat pemilihan Ketua Umum Demokrat pada Mei tahun lalu ada tiga calon kuat. Ketiganya yakni, Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan Marzuki Alie.
"Kami semua jadi bersatu. Baik yang saat itu berkompetisi, Pak Anas, Pak Andi Malarangeng, dan Pak Marzuki. Tapi setelah terpilihnya Pak Anas, kami semua bersatu, tidak ada kubu-kubuan lagi," ujar Melani usai bertamu ke kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Senin 9 Mei 2011.
Sementara, Fraksi Demokrat hingga kini sudah meminta keterangan dari Angelina Sondakh dan Nazaruddin. Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengatakan partainya sudah melakukan klarifikasi terhadap Muhammad Nazarudin dan Angelina Sondakh terkait dugaan suap pembangunan wisma itu.
Ruhut memastikan keduanya tidak terlibat kasus yang sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi tersebut. "Keduanya sudah kita mintai keterangan," kata Ruhut di gedung DPR, Jakarta, Senin, 9 Mei 2011.