Kisruh Nazaruddin Hambat Konsolidasi Demokrat

Presiden SBY Buka Kongres Demokrat
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews – Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin, telah dicopot dari jabatannya dengan harapan ia tidak menjadi beban bagi partai. Dengan setumpuk dugaan kasus yang pernah dan sedang menimpa Nazaruddin, mau tak mau Demokrat memang ikut terkena isu miring. Namun pasca dicopot, Nazaruddin justru mengancam akan membuka berbagai borok Demokrat.

Tanpa didukung bukti, Nazaruddin mulai menyeret nama petinggi Demokrat lain. Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai kasus Nazaruddin akan menghambat proses konsolidasi partai yang belum lama berjalan pasca Kongres Demokrat setahun lalu. Hal ini, katanya, akan semakin berbahaya apabila menjurus menjadi konflik terbuka antarkubu di internal Demokrat. Terlebih Pemilu 2014 tinggal tiga tahun lagi.

“Proses konsolidasi Demokrat jelas terhambat. Pada akhirnya, hal ini akan berpengaruh pada soliditas partai pasca SBY,” kata Yunarto saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu, 25 Mei 2011. Ia menjelaskan, periode 2009-2014 ini seharusnya menjadi momen bagi Demokrat untuk mempersiapkan diri pasca SBY. “Ingat, era SBY berakhir di tahun 2014,” ujar Yunarto.

Namun, kini Demokrat malah keburu dihantam dengan keributan di internal mereka sendiri gara-gara Nazaruddin. Yunarto menilai, ada satu hal yang bisa dilakukan Demokrat untuk memadamkan api dalam sekam di tubuh mereka, dan itu harus dilakukan secara langsung oleh Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai yang secara de facto memiliki pengaruh paling kuat dalam partai.

“Pak SBY harus turun langsung untuk menengahi faksionalisasi yang terjadi di Demokrat. Jangan sampai kasus hukum seorang kader membuat Demokrat menjadi panggung pertunjukan publik,” tandas Yunarto. Menurutnya, SBY tidak cukup hanya menekankan pemberantasan korupsi tanpa tebang pilih di partainya sendiri. “Ia juga harus mengayomi semua kubu di Demokrat dan mencegah mereka untuk saling serang,” kata Yunarto.

Sebelumnya, Nazaruddin menyerang Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin, pasca pemcopotan dirinya sebagai Bendahara Umum Partai. “Dia (Amir) lebih-lebih dari seorang koruptor. Semua kliennya adalah koruptor BLBI, dan Pak Amir selalu melobi Hakim Agung untuk kepentingan kliennya dengan membawa-bawa nama Demokrat,” kata Nazaruddin.

Tidak hanya itu, Nazaruddin juga melampiaskan kemarahannya pada Sekretaris Dewan Pembina Demokrat Andi Alfian Mallarangeng yang juga menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Ia mengaku menyimpan data mengenai kasus suap dalam proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang – kasus di mana Nazaruddin diduga terlibat. “Anggaran di atas Rp50 miliar, menteri harus tahu. Itu sepengetahuan menteri,” katanya.

Sepaket dengan itu, Nazaruddin juga menuding adik Andi, Choel Mallarangeng, kerap bermain di proyek kementerian yang dipimpin kakaknya. Andi dan Choel telah menjawab tudingan Nazaruddin itu. “Adik saya urusannya Pilkada. Bagi saya, tuduhan semacam itu sangat mengada-ada,” kata Andi di sela-sela rapat dengan Komisi X DPR, Selasa 24 Mei 2011 kemarin.

“Jangan membabi-buta melemparkan tuduhan tanpa dasar. Saya imbau Sdr. Nazaruddin untuk tidak main tuduh dengan basis ‘katanya,’ ibarat orang panik yang mencoba memukul bulan dan bintang di langit sana,” kata Choel. (eh)

Red Sparks Vs Indonesia All Stars, Megawati Hangestri Tak Masalah Hadapi Rekan Sendiri
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan PM Israel Benjamin Netanyahu

Situasi Makin Gawat, Israel Targetkan Serang Wilayah Nuklir Iran di Kota Isfahan

Serangan Israel terhadap Iran mengincar kota Isfahan yang jadi pusat kegiatan nuklir negara tersebut. Namun, media lokal Iran menegaskan bahwa fasilitas nuklir masih aman

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024