- Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki
VIVAnews - Hasil penelitian Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan popularitas pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali turun. Lantas, apa yang harus dilakukan SBY untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat?
"SBY perlu bigbang, succes story baru," kata peneliti senior LSI, Sunarto Ciptoharjono di Jakarta, Minggu 26 Juni 2011.
Menurut dia, tidak ada jalan lain bagi SBY untuk meningkatkan popularitasnya, kecuali dengan kebijakan yang revolusioner. "Jika tidak ada sebuah revolusi kebijakan, siapapun yang ditunjuk, putra mahkota sekali pun tidak akan dipersepsi positif oleh publik. Jangankan putra mahkota, yang menjabat sendiri dipersepsi negatif," kata dia.
Menurut dia, waktu yang dimiliki oleh SBY tidaklah banyak untuk memulihkan tingkat kepercayaan publik itu. "Periode untuk membangun legacy tinggal dua tahun lagi. Juni 2011-Juni 2013. Setelah Juni 2013, menteri dan partai terganggu konsentrasi pemilu 2014," kata dia.
Survei LSI ini menunjukkan ada empat faktor yang menyebabkan popularitas SBY melorot. Pertama, banyak kasus nasional yang tidak diselesaikan pemerintahan SBY. Kedua, SBY terlalu reaktif terhadap berbagai serangan. Ketiga, mesin politik SBY tak jalan. Sedangkan faktor keempat adalah berbagai kasus yang dialami oleh kadernya di Partai Demokrat.
Alhasil, SBY yang dipilih 60,8 persen suara itu melorot menjadi 56 persen pada januari 2011. Sementara itu, pada Juni 2011 ini, popularitas SBY kembali anjlok pada level 47,2 persen. (umi)