- Antara/ Ujang Zaelani
VIVAnews - Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bintang Reformasi
(PBR) resmi melakukan fusi. PBR akan melebur menjadi satu dengan PAN.
Keputusan tersebut tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua partai yang dilakukan pada 12 Juni lalu di Jakarta. Terkait itu Sekretaris DPD PAN Jatim Kuswiyanto mengatakan keputusan menerima PBR sesuai amanat dari keputusan DPP PAN.
"Ini sesuai keputusan DPP," kata Kuswiyanto di Surabaya, Sabtu, 2 Juli 2011.
Dijelaskan Kuswiyanto, ada dua kesepakatan yang telah dibahas di MoU. Seluruh pengurus PBR dari tingkat DPP hingga ranting diberi wadah di PAN. Selanjutnya, untuk memperkuat dan sebagai alat pemersatu segera terbentuk ormas 'Petani Buruh Reformasi' yang kelak menjadi underbouw PAN.
Ketua Umum PBR Bursah Zanubi mengatakan tidak ada masalah dalam proses penggabungan PBR ke PAN. PBR pun akan terus melakukan sosialisasi momen tersebut keseluruh daerah.
"Kita lakukan sosialisasi hingga ke tingkat ranting," kata Bursah Zanubi, di sela Rapat Pimpinan Wilayah PBR Jatim, di Surabaya, Sabtu, 2 Juli 2011.
Menurut Bursah, penggabungan kedua partai tersebut tidak menyebabkan reshuffle di tubuh pengurus PAN. Tetapi, sifatnya hanya penambahan pengurus.
"Seluruh pengurus PBR di semua tingkatan akan bergabung. Saat ini sudah disepakati sembilan kader PBR masuk di kepengurusan DPP PAN. Termasuk fraksi kita di legislatif juga akan melebur," ucap Bursah.
Meski seluruh pengurusnya akan bergabung dengan PAN, PBR memastikan partainya masih eksis karena mengikuti UU Partai Politik Nomor 22 Tahun 2009, bahwa kepengurusan seluruh partai harus berdiri hingga tahun 2014.
"Yang bergabung di PAN adalah personal-personalnya. Kemudian jabatan mereka di kepengurusan PBR bisa digantikan dengan kader-kader lain yang bisa dipercaya. Kita memastikan tidak akan ada dualisme kepengurusan," ucapnya. (ren)
Laporan : Tudji Martudji | Surabaya
Surya Paloh Akui Berkontemplasi Lama Sebelum Putuskan Gabung ke Koalisi Prabowo
Surya Paloh mengatakan, pilihan untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran itu merupakan keputusan yang baik.
