- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengaku tidak kaget lagi dengan mundurnya Sri Sultan Hamengku Buwono X dari ormas Nasional Demokrat. Menurut Bakrie, itu pertanda Sultan konsisten dengan ucapannya.
"Dari dulu beliau sudah bilang, kalau Nasdem jadi parpol, dia akan mundur. Berarti beliau konsisten dengan ucapannya beberapa tahun lalu," kata Bakrie di Jakarta, Kamis 7 Juli 2011.
Menurut Ical, panggilan akrab Bakrie, Golkar tidak pernah meminta Raja Yogyakarta itu mundur dari Nasdem. Mundurnya Sultan dari Nasdem, lanjut Ical, atas dasar kesadarannya sebagai pengurus Golkar.
"Beliau sadar sekali karena ayahnya pun juga tokoh Golkar. Dengan demikian, kalau Nasdem jadi parpol, dia pasti akan mundur," ujarnya.
Sultan pun sudah mengakui dirinya telah mundur dari Nasdem. Sultan mengatakan tidak setuju Nasdem berubah, dari organisasi masyarakat menjadi partai politik. "Betul saya keluar dari Nasdem, karena bagi saya tidak ada kesepakatan Nasdem jadi partai," kata Sultan di Yogyakarta. "Jadi saya tidak mau."
Selain itu, Sultan juga membenarkan surat pengunduran dirinya menggunakan kop keraton. Namun, kata Sultan, surat itu bukan ats nama keraton. "Karena itu pribadi saya. Memang kenapa kalau pakai kop keraton, kan di bawah ada nama sultan," kata Sultan. "Kalau di bawahnya tidak ada nama sultan itu berarti surat keraton, tapi itu kan ada nama saya," lanjut dia.
Sultan, yang juga kader senior Partai Golkar, sebelumnya menduduki sejumlah posisi penting di Nasdem. Bersama Surya Paloh, Sri Sultan didaulat sebagai inisiator nasional ormas Nasdem. Sri Sultan juga duduk sebagai Ketua Dewan Pertimbangan dan anggota Nasdem. (ren)
Laporan: Luqman Ramadi
Pinjam Uang di Bank Syariah Apakah Riba? Ini Penjelasan Buya Yahya
KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya mengatakan, umat Muslim boleh meminjam uang di bank syariah sebab, sudah banyak produknya yang sesuai syariat Islam.
