Marzuki: Saya SMS-an dengan SBY Sejak 2003

Ketua DPR Marzuki Alie
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Marzuki Alie mengatakan sering berkomunikasi dengan Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melalui pesan singkat (SMS). Menurutnya, tidak ada salahnya dia berkirim pesan dengannya. Yang salah itu adalah SMS itu bocor.

"Yang jadi pertanyaan salahnya di mana? Saya kan anggota Wanbin. Anggota Wanbin kan komunikasi saya kepada Ketua Wanbin. Dan komunikasi ini sudah biasa saya lakukan. Bukan sekali dua kali. Sudah ratusan kali," kata Marzuki di Jakarta, Senin 11 Juli 2011.

Menurut dia, sejak 2003 sudah sering komunikasi langsung dengan Yudhoyono melalui SMS. Jarang, dia berkirim pesan ditembuskan ke anggota Dewan Pembina lainnya. "Selama ini saya SMS beliau tidak pernah saya tembuskan ke anggota Wanbin, karena ini urusan Dewan Pembina maka saya tembuskan ke anggota Wanbin yang jumlahnya 30 orang," ujarnya.

Nah, karena dia kirim ke 30 orang, dia menduga di antaranya menyebarkan. "Mungkin di antara anggota Wanbin kaget barangkali, dan berpikir ada apa. Mungkin bertanya atau apa sehingga SMS itu keluar," ujarnya.

Marzuki menuding media dan pengamat menjadi provokator memanfaatkan bocoran SMS tersebut. "Saya ingin menyampaikan bahwa itu urusan internal partai Demokrat. Tidak perlu orang luar mempersoalkan. Berkali-kali saya sampaikan, urusan Demokrat ya urusan internal kami. Jangan orang luar ikut campur, apalagi bicara Kongres Luar Biasa," katanya.

"Saya sudah berkali-kali menyamaikan, tidak ada KLB. Bahasa saya bahasa terang, jangan dipolitisasi. Bahasa terang yang saya sampaikan ini adalah bahasa yang biasa saya sampaikan selama ini. Saya ini bukan orang yang biasa ber-hidden agenda. Apa yang saya sampaikan keluar dari hati nurani. Kalau saya bilang tidak ada ya tidak ada, jangan diputar-putar," katanya.

Alasan Mengirim

"Kenapa saya kirim SMS itu, karena sebelumnya Ketua Umum dan Sekjen sudah memberi peringatan, sudah buat instruksi kepada kepengurusan DPP untuk tidak lagi bicara tentang Nazaruddin. Serahkan urusan Nazaruddin kepada proses hukum, itu perintahnya," ujar Marzuki.

Namun, dia melihat instruksi itu tidak diindahkan. Menurutnya banyak pengurus tetap membicarakan. Bahkan, saling serang sesama kader.

"Begitu saya di Rusia, ada polemik. Di tvOne, saling serang antar kader. Padahal sudah diinstruksikan oleh Ketua Umum dan Sekjen jangan saling serang antar kader," katanya.

Menurutnya, ketika di Rusia itu, dia menerima banyak SMS dari kader Demokrat mempertanyakan hal itu. Dia kemudian menelpon Sekretaris Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin.

"Nah karena banyak SMS yang masuk ke saya, saya telepon Pak Amir. Pak Amir bagaimana kejadiannya? Harusnya ini dibawa ke Dewan Kehormatan. Karena apa yang diinstruksikan tidak dilaksanakan," katanya.

Namun, respons Amir tidak seperti yang diharapkan. Sehingga, dia SMS ke Yudhoyono. "Pak Amir bilang ke saya, 'Pak Marzuki, jangan saya, enggak enak.' Karena itulah saya SMS Ketua Wanbin, selaku ketua dewan kehormatan, apanya yang salah," ujarnya. (eh)

KPK Siap Dampingi Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran dari Potensi Korupsi
Jalan Juanda di Kota Depok.

Depok Jadi Tuan Rumah Pembukaan Pendaftaran PPK untuk Pilkada 2024

Kota Depok memiliki DPT terbesar.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024