- Biro Pers Istana Presiden/ Abror Rizki
VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menyayangkan, dalam tiga bulan terakhir ini energi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlalu banyak terbuang dalam hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya persoalan yang menyangkut M Nazaruddin.
"Saya tidak ingin mengomentari persoalan internal partai karena tidak etis untuk dikomentari, tetapi sebagai bagian dari membangun demokrasi dan politik tentunya saya meminta Pak SBY untuk hal yang berkaitan dengan Nazar sudah tak perlu ditanggapi lagi oleh beliau," kata Pramono, Selasa 12 Juli 2011.
Menurut Pram, keresahan yang diekspresikan Presiden, mengundang rakyatnya untuk mengkritisi. "Karena bagaimanapun beliau ini kan melekat sebagai Presiden, karena keresahan Pak SBY itu juga akan memberikan dampak pada pasar," ujarnya.
Pramono mengungkapkan, persoalan yang menimpa Demokrat itu juga dialami partai lain. Semua partai mempunyai mekanisme penyelesaian sendiri-sendiri. "Sehingga harapan saya secara pribadi semoga ini segera diselesaikan. Sebab kalau tidak, yang khawatir itu energi Pak SBY-nya akan termakan untuk mengurusi hal-hal seperti itu," ujarnya.
Jika terus-terusan konsentrasi Presiden terpecah, beban risikonya dampaknya tidak hanya semata-mata di internal Demokrat. "Tetapi juga bangsa karena beliau sebagai kepala negara. Itu yang paling saya khawatirkan," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pembina Demokrat EE Mangindaan mengungkapkan, tidak masalah Presiden juga mengurusi partainya. Asal, pemerintahan tetap jalan. "Yang penting pemerintahan jalan terus, para menteri bekerja lebih keras," kata Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara itu.
Lantas, ada dorongan SBY melepas baju partai agar konsentrasi sebagai Presiden? "Hanya wacana-wacana begitu boleh saja," ujarnya.