- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews - Partai Demokrat tak buru-buru mencari bendahara umum baru untuk menggantikan Muhammad Nazaruddin. Demokrat, tidak mau salah pilih orang lagi.
"Kami tidak mau buru-buru, kita harus hati-hati karena itu jabatan strategis," kata Wakil Ketua Fraksi Demokrat, Sutan Bathoegana kepada VIVAnews.com, Senin 18 Juli 2011 malam.
Menurut dia, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat belum pernah membicarakan siapa yang akan mengisi jabatan bendahara umum itu nantinya. Sutan mengatakan, posisi itu akan dibahas oleh petinggi Demokrat. "Nanti akan dibahas oleh ketua umum dan ketua dewan pembina juga," kata dia.
Dia menambahkan, pengisi posisi bendahara umum itu harus memiliki beberapa kriteria. "Dia harus akseptabel, kredibilitas tinggi, dan rekam jejaknya harus sangat bagus," kata dia.
"Kami harus hati-hati. Kami tak mau babak belur untuk kedua kalinya. Cukup sekali ini saja."
Nazaruddin diberhentikan sebagai bendahara umum Demokrat pada 23 Mei 2011 menyusul kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games Palembang yang membelitnya. Nazaruddin yang telah berstatus tersangka itu kini masih buron.
Dalam persembunyiannya itu, Nazaruddin melontarkan berbagai tudingan keterlibatan petinggi Demokrat lainnya dalam kasus suap itu. Tudingan-tudingan itu membuat petinggi Demokrat gerah, termasuk sang Ketua Umum Anas Urbaningrum yang ditudingnya juga kecipratan.
Para petinggi Demokrat ramai-ramai membantah tudingan itu. Bahkan, Anas juga melaporkan Nazaruddin ke polisi atas tudingan itu. DPP Demokrat sendiri pada Senin 18 Juli kemarin telah resmi memecat Nazar sebagai kadernya. (adi)