- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga buronan Interpol, kembali melantunkan 'nyanyian' sumbang untuk rekannya di Partai Demokrat.
Dalam wawancara dengan dua stasiun televisi secara terpisah, Nazaruddin berkali-kali "menyeret" Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum.
Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menyebut 'nyanyian' Nazar memiliki nuansa politis. Apalagi, Nazaruddin cenderung terus menyerang Anas Urbaningrum.
"Pertanyaannya, itu sebuah serangan politik atau pengungkapan fakta. Tapi saya melihat nuansa politisnya kental," kata Yunarto saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu, 20 Juli 2011.
Yunarto juga menyebut ada keanehan dari ucapan Nazaruddin kemarin. Dari sejumlah nama yang pernah disebut-sebut, kali ini Nazaruddin selalu bernyanyi sumbang tentang Anas.
"Aneh, kenapa fokusnya hanya kepada Anas. Ada beberapa nama hilang dari yang pernah dia sebut sebelumnya, misalnya Andi Mallarangeng atau Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono, Sekjen Partai Demokrat). Saya menilai Nazar inkonsisten juga," jelas Yunarto.
Karena itu, Yunarto mengatakan, Anas harus segera merespon 'serangan' yang dilakukan Nazaruddin. Kalau didiamkan, Yunarto menilai apa yang diucapkan Nazaruddin akan menjadi perspesi yang dibenarkan oleh publik.
"Untuk integritas politik Anas, alangkah baiknya jika bisa melakukan pembuktian terbalik, membantah semua yang diucapkan Nazaruddin. Anas juga harus menjawab tuduhan Nazaruddin itu secara argumentatif," tutur Yunarto.
Mengenai apakah nuansa politis itu terkait Rapat Koordinasi Nasional yang akan diadakan Partai Demokrat 23 Juli mendatang, Yunarto mengatakan, "Kalau ada yang memancing di air keruh itu pasti. Saat ini kredibilitas Anas sedang dihajar."
Walau demikian, Yunarto tidak yakin Rakornas Partai Demokrat mendatang berubah menjadi Kongres Luar Biasa. "Apalagi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, sudah jamin tidak ada KLB. Sepertinya, tidak ada yang berani melangkahi SBY."
Dalam wawancara dengan Metro TV, Nazaruddin menyebut Anas menerima aliran dana hingga US$20 juta untuk pemenangan dalam kongres. Selain itu, Anas juga menerima Rp100 miliar dari proyek Ambalan. "Semua biaya kongres Anas Urbaningrum itu dari APBN. Dari peran Ambalan saja, untuk Anas Rp50 miliar," kata Nazaruddin.
Dalam wawancara dengan Metro TV, Nazaruddin menyebut Anas menerima aliran dana hingga US$20 juta untuk pemenangan dalam kongres. Selain itu, Anas juga menerima Rp100 miliar dari proyek Ambalan. "Semua biaya kongres Anas itu dari APBN. Dari Ambalan saja untuk Anas Rp50 miliar," kata Nazaruddin.