Winters: Indeks Rasa Muak Kian Meningkat

Profesor Jeffrey A Winters
Sumber :
  • pbs.org

VIVAnews - Pengamat ekonomi politik dari Northwestern University, AS, Prof Jeffrey Winters menegaskan bahwa masa-masa terakhir jabatan seorang presiden, kerap kali menjadi masa di mana dia terlihat lemah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata Jeffry Winters, juga mengalami hal yang sama. Pelemahan SBY itu diperparah oleh kasus Nazaruddin, yang adalah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat.

Bea Cukai Kalbagsel Musnahkan Barang Kena Cukai Ilegal Senilai 7 Miliar Rupiah

"Ini adalah periode kedua SBY menjadi presiden. Dan sama dengan Amerika Serikat dimana pada 1-2 tahun terakhir seorang presiden selalu menjadi lemah karena dia tidak bisa terus," kata Jeffrey Winters dalam diskusi di Rumah Perubahan 2.0, Duta Merlin, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Agustus 2011.

Dengan kondisi Partai Demokrat yang 'meletus' dari dalam itu, lanjutnya, membuat pelemahan Presiden SBY menjadi lebih cepat dari yang dialami oleh sejumlah presiden. Jika ingin tetap tampil dengan kekuatan penuh harus dimulai dengan pembenahan di internal Partai Demokrat dan juga pemerintahan.

"Jika tidak bertindak cepat dan keras, dengan posisi dia sebagai Presiden dengan sisa waktu yang ada dan ragu-ragu pula, maka power-nya luntur," kata dia.

Selain itu, SBY juga harus memberi sinyal ke aparat kepolisian, jaksa, dan hakim bahwa penegakan hukum harus berjalan sempurna. Penegakan hukum juga harus terbuka agar masyarakat bisa melihat dan menilai baik proses maupun hasil akhir dari proses itu.

"Supaya tidak ada special handling, hanya karena dia bendahara dari partainya sendiri. Nazaruddin berhak dianggap tidak bersalah sebelum dibuktikan, tapi lihat saja nanti proses hukumnya," kata dia.  SBY juga diingatkan agar tidak memberi toleransi kepada kadernya yang ketahuan bermain-main dan terlibat kasus korupsi.

Winters menyarankan, bila SBY ingin tetap menjadi figur yang kuat di Indonesia untuk tiga tahun yang akan datang, maka SBY perlu sekali mengambil tindakan yang tegas, berprinsip, dan cepat.

"Indeks rasa muak di masyarakat sudah tinggi sekali. Kemarahan dari masyarakat itu tinggi. Perasaan tidak puas dan tidak percaya kepada institusi negara dan presiden itu rendah," tegasnya. Menurut Jeffry, dibanding sebelum ada kasus Nazaruddin, SBY lebih stabil dan lebih kuat, namun sekarang posisinya lebih lemah.

Tak hanya itu, SBY juga kehilangan posisi di Partai Demokrat saat Anas Urbaningrum menang. Karena Anas bukan figur yang dijagokan. "Itu tanda pertama bahwa partai ini tidak solid dari posisi patronnya," kata Winters. Rencana partai Demokrat untuk mengambil figur di luar partai menjadi Presiden merupakan tanda Demokrat kehilangan percaya diri.

Mantan Komandan IDF Sebut Netanyahu Bikin Israel Semakin Terpuruk
Sopyan Dado

Kenang Sosok Almarhum Sopyan Dado Semasa Hidup, Keluarga Ungkap Hal Ini

Keluarga Kenang Sosok Almarhum Sopyan Dado Semasa Hidup, Ungkap Hal Ini

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024