- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul Hafiz Anshyari mengaku penasaran mengetahui siapa aktor intelektual di balik munculnya kasus surat palsu Mahkamah Konstitusi. Dia mengaku berkepentingan mengetahui siapa bermain dalam kasus yang kini menyeret lembaga dipimpinnya itu.
"Justru ini akan meng-clear-kan. Kami juga ingin tahu siapa terlibat," kata Hafiz disela-sela sarasehan KPU tentang affirmative action calon perempuan di pemilu 2014, di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2011.
Menurut dia, KPU telah membantu penuh penyidikan yang dilakukan aparat kepolisian. Menurutnya, sudah beberapa kali rekonstruksi dilakukan di kantornya.
Seluruh komisioner serta sejumlah pegawai telah diperiksa, dan hasilnya tertuang dalam BAP penyidik Bareskrim Mabes Polri. "Sekarang sedang proses," ujarnya.
Hafiz pun berharap kepolisian bisa segera mengungkap kasus tersebut. Sehingga, jajarannya bisa kembali menjalankan tugas dengan tenang.
Kasus ini sendiri bermula saat Ketua MK Mahfud MD mengungkap ada surat palsu MK terkait keputusan penetapan kursi calon anggota DPR RI di Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan I. Kemudian, Mahfud menyebut telah melaporkan salah satu anggota KPU Andi Nurpati kepada polisi.
Namun, saat ini Andi Nurpati tidak lagi sebagai komisioner KPU. Andi Nurpati keluar dari KPU karena memilih untuk menjabat Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat.
Andi Nurpati sendiri sudah dipanggil polisi. Kepada media, Andi Nurpati berkali-kali membantah tuduhan ini. Polisi juga telah menetapkan satu tersangka, yaitu mantan juru panggil MK Masyhuri Hasan.
Terpopuler: Catherine Wilson Malu sampai Atta Halilintar Kirim Doa
Round-up dari kanal Showbiz pada Jumat, 19 April 2024. Salah satunya tentang Catherine Wilson yang merasa malu karena mobil pemberian Idham Masse ditarik leasing.
