- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Mantan juru bicara mendiang Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi, tidak mengenal nama DN seperti yang disebut pengacara Farhat Abbas. Saat mendampingi Gus Dur, hanya ada tiga staf khusus yang langsung di bawah Presiden Gus Dur.
"Saya, Wimar Witoelar, dan Ratih Hardjono," kata Adhie Massardi dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Kamis 15 September 2011.
Adhie dan Wimar merupakan Staf Gus Dur yang juga menjadi juru bicara kepresidenan. Sedangkan Ratih Hardjono dipercaya menjadi Sekretaris Presiden.
Dari tiga nama itu, kata Adhie, tidak ada nama lain yang bertugas sebagai staf khusus kepresidenan. Adhie juga tidak pernah mengenal nama berinisial DN yang disebut Farhat bisa mencairkan anggaran di DPR.
"Saya tidak pernah dengar nama itu," kata aktivis yang juga Ketua Gerakan Indonesia Bersih ini. Kendati demikian, Adhie mengakui bahwa tidak sedikit orang yang mengklaim menjadi Staf Khusus Presiden. "Orang bisa saja mengaku-ngaku. Itu banyak," ujar Adhie.
Dalam kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi juga telah menetapkan dua pejabat Kemenakertrans sebagai tersangka. Dua tersangka lain yakni Sekretaris Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT), I Nyoman Suisanaya, dan Kepala Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan Ditjen P2KT Kemenakertrans, Dadong Irbarelawan.
Nama berinisial DN ini disebut Farhat Abbas, pengacara pengusaha yang menjadi salah satu tersangka kasus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dharnawati.
"Nyoman menegaskan bahwa DN bisa mencairkan anggaran di DPR. Namun, pengusaha wajib setor 10 persen di muka dari nilai yang akan diputuskan oleh Badan Anggaran DPR," ujar Farhat dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 15 September 2011. (umi)
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu malam, 24 April.
