- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews – Demokrat berpendapat, partai-partai koalisi pemerintah tak sepatutnya ikut campur dalam keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal perombakan atau reshuffle kabinet yang rencananya akan dilakukan pada Oktober 2011 mendatang.
“Reshuffle sepenuhnya merupakan hak prerogatif Presiden. Hendaknya partai koalisi jangan merecoki, terlebih berebut pos menteri. Publik pun tak suka pada mereka yang merengek-rengek jabatan,” kata Wasekjen Demokrat, Ramadhan Pohan, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 26 September 2011.
Ia mengingatkan, saat ini kondisi psikologis publik Indonesia cenderung antipati dengan partai-partai politik. “Apalagi kalau parpol minta-minta jabatan, maka nama parpol itu bakal jelek. Seolah-olah jabatan adalah segalanya. Padahal yang dimaui publik adalah kinerja,” tegas Ramadhan.
Parpol koalisi, imbuh Ramadhan, dilarang keras menekan Presiden soal pembentukan formasi kabinet baru. “Tak perlu tekan-tekan dan mendikte Presiden. Percuma, sebab SBY tak bisa didikte. Serahkan saja sepenuhnya kepada Presiden,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum, menyatakan bahwa perombakan kabinet bertujuan meningkatkan kinerja pemerintah. Oleh karena itu, reshuffle akan dilakukan tanpa memandang latar belakang menteri-menteri, semisal asal parpol menteri yang bersangkutan. “Yang penting dilihat adalah kinerjanya,” tegas Anas.
Presiden mengungkapkan keinginannya untuk melakukan perombakan kabinet dalam kunjungan kerja ke Jambi. “Sekaranglah saat yang tepat untuk melakukan penataan kembaliatas kabinet yang saya pimpin. Reshuffle, insya Allah, akan saya lakukan sebelum genap dua tahun pemerintahan ini pada 20 Oktober mendatang, didasarkan atas pertimbangan yang logis dan rasional,” kata Presiden. (umi)
Terkuak 5 Kejadian yang Terjadi di Dunia Dikaitkan Ketakutan soal Kiamat
Kiamat merupakan peristiwa hancurnya kehidupan alam semesta. Kiamat adalah sesuatu yang diyakini dan disepakati oleh ilmu pengetahuan maupun agama. Tak ada satupun tahu
