- Antara/ Ismar Patrizki
VIVAnews – Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan tak mau hanyut dengan wacana reshuffle yang menguat belakangan ini. Ia merasa reshuffle adalah hak prerogatif presiden berdasar kinerja menteri.
Menurutnya, reshuffle memungkinkan terjadi karena kinerja menteri bisa tidak sesuai dengan harapan. “Namanya juga kinerja, bisa saja berubah-ubah, meski awalnya ada fit and proper test yang dilakukan Presiden,” katanya di Kuta, Bali, Senin, 26 September 2011.
Mangindaan mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah meminta para menteri untuk tidak memikirkan persoalan perombakan kabinet. Presiden meminta para menteri untuk fokus bekerja. “Kami diminta seperti itu, terus bekerja,” ujarnya.
Meski demikian, ia sama sekali tak khawatir jika nantinya terdepak dari jajaran kabinet. “Pengabdian itu ada masa berakhirnya. Dia juga akan berhenti dengan sendirinya. Kapan datangnya kita tidak pernah tahu,” ujarnya. “Saya ini seorang militer. Bagi saya yang penting itu bekerja, bekerja dan bekerja.”
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengisyaratkan perombakan kabinet. Sejumlah nama disebut-sebut bakal kena reshuffle. Tak cuma menteri, tapi juga pada lembaga non-kementerian dan direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Laporan: Bobby Andalan| Bali