Cucu Arsyad, Kunci Kasus Surat Palsu MK

Rara Ginting Diperiksa Komisi II DPR-RI
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews - Kin Isura Ginting alias Rara diduga menjadi saksi kunci kasus pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi. Cucu Arsyad Sanusi, hakim konstitusi yang mengundurkan diri ini, diduga menjadi penghubung tersangka pemalsuan surat Masyhuri Hasan dengan Dewie Yasin Limpo.

Rara yang bekerja di bagian keuangan Mahkamah Konstitusi diminta Panitia Kerja Mafia Pemilu Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat untuk menjelaskan ihwal perkenalan Masyhuri Hasan yang saat itu Juru Panggil MK dengan Dewie Yasin Limpo.

Dari awal, Rara menjelaskan hubungannya dengan Masyhuri Hasan hanya teman biasa. "Dia kan kerja di MK sebagai Juru Panggil, sementara saya masuk 2009 di bagian keuangan MK," kata Rara, Kamis 29 September 2011. "Biasa sebagai pegawai harus mengenal semua, kenal sebagai teman."

Rara menjelaskan, pertemuan Hasan dengan Dewie Yasin Limpo diakuinya pernah terjadi dalam acara keluarga Arsyad Sanusi. Namun dua minggu sebelum acara itu, Hasan terlebih dulu berkenalan dengan adik ibunya (anak Arsyad Sanusi) bernama Neshawati.

Rara menceritakan pertemuan Hasan dengan tantenya, Neshawati, hanya pertemuan biasa saja. "Waktu itu saya memang dari kantor, bertemu dengan Hasan, waktu itu hari libur," kata Rara. "Kami memang sering pergi bersama."

"Kebetulan, saat saya bersama dia, saya ada janji dengan tante saya, Neshawati. Janjiannya di counter handphone (lalu menyebutkan sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat--red) membenarkan perangkat BlackBerry. Saat itu Hasan menawarkan mengantar. Ya sudah saya diantarkan. Saat itulah saya kenalkan Hasan dengan tante saya," kata Rara.

Rara menyatakan, dia memang kerap pulang bersama Hasan. "Kebetulan kami satu arah. Hasan tinggal di Salemba, saya di Cempaka Putih," katanya.

Sambil menunggu perbaikan perangkat telepon, mereka bertiga makan di pujasera mal tersebut. "Perkenalan biasa saja. Mungkin karena memang dari daerah yang sama, langsung cocok, nyambung. Jadi, makan-makan juga sambil nungguin HP," kata Rara.

Meski hanya sekadar menunggu perbaikan HP dan makan, hampir tiga jam mereka bersama. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa Malik Haramain penasaran, "Masak tiga jam pertemuan hanya bicara perkenalan?"

"Saya tidak menyimak betul. Begitu makanan datang, saya fokus pada makanan saya," kata Rara. Namun Rara mengakui, pembicaraan memang lebih didominasi Hasan dengan Neshawati.

Kemudian setelah mengambil perangkat BlackBerry, mereka pulang. "Tante saya pulang dengan sopirnya, saya diantar Hasan," kata Rara.
 
Dua minggu setelah pertemuan itu, Hasan hadir di acara keluarga Arsyad Sanusi. Hasan, kata Rara, memang sering bertanya kegiatannya sehari-hari. Rara pun berbasa-basi mengajaknya ikut acara keluarga dan ternyata Hasan menyambut.

Di acara keluarga itu, Hasan bertemu kakeknya yang saat itu masih hakim konstitusi, Arsyad Sanusi. Hasan juga kembali bertemu Neshawati dan juga Dewie Yasin Limpo.

Seorang anggota DPR lalu bertanya pada Rara, apa isi pembicaraan Hasan dengan Arsyad.

"Saya tak tahu, karena saat itu saya lebih banyak di kamar tante saya," kata Rara yang berkulit putih itu.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Yasonna Laoly masih penasaran dengan hubungan Rara dengan Hasan. Yasonna bertanya, saat Hasan sudah ditahan, apakah pernah Rara menjenguknya di tahanan.

"Ya, saya pernah jenguk. Saya bertemunya di Bareskrim. Saya waktu itu diperiksa juga, setelah itu ditawari penyidik, mau gak bertemu MH, saya mau," kata Rara. "Soalnya bagaimana, sudah seperti abang saya," kata Rara.

Hattrick! Pendeta Gilbert Dilaporkan Lagi soal Penistaan Agama ke Polda Metro
Sekretaris Jenderal DPP PKS Habib Aboe Bakar

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Partai Keadilan Sejahtera, siap menggelar karpet merah untuk Prabowo Subianto, Presiden terpilih Pilpres 2024. Itu akan dilakukan jika Prabowo hadir di halal bi halal PKS

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024