- Antara/ Rosa Panggabean
VIVAnews - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta tak menduga partainya menjadi pusat sorotan dalam polemik reshuffle kabinet kali ini. Menurut Anis, sampai saat ini tidak ada pembicaraan resmi dengan SBY seputar reshuffle.
"Menurut saya, isu reshuffle ini bukan isu PKS, tapi isu kita sebagai sebuah bangsa dalam penyelenggaraan negara itu. Tentang sikap yang saya sampaikan beberapa waktu lalu, sebenarnya tidak terkait dengan menteri-menteri PKS, tetapi tentang reshuffle -nya sendiri. Ide tentang reshuffle secara keseluruhan," ujar Anis saat ditemui di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2011.
Anis semakin kaget manakala polemik mengarah pada PKS harus keluar koalisi atau dikeluarkan. Menurut dia, sampai saat ini tidak ada ancaman seperti itu antar pengambil keputusan, baik di PKS ataupun SBY.
"Kalau soal koalisi, koalisi kan tidak punya masalah sekarang kan. Kita sudah memperbaharui kontrak semuanya. Kalau begitu nggak ada masalah koalisi kan. Isu reshuffle ini kan datang terutama setelah muncul hasil survei terutamanya kinerja pemerintah di mata publik menurun. Jadi, ini bukan isu PKS gitu loh, ini isu pemerintah. Dalam konteks itu, kita memberi komentar," ujarnya.
PKS yakin menterinya tidak kena reshuffle. Apakah karena punya kontrak khusus? “Kalau itu sih internal PKS. Biarlah itu menjadi rahasia kami berdua dengan beliau. Tapi, masalahnya bukan di situ, bukan gentle agreement itu," kata Anis.
Menurut dia, ide dasar reshuffle untuk meningkatkan kinerja kabinet yang selama ini menurun. "Itu mengandung arti bahwa orang per orang dari para menteri yang ada, seakan-akan mau mengatakan biang kerok dari menurunnya kinerja SBY. Menurunnya kinerja dari pemerintahan itu adalah para menteri karena itu harus reshuffle, ide itu yang kita tolak," ungkapnya.