- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri kembali mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Megawati menilai, SBY tidak berani menegur langsungĀ pemerintah Malaysia soal polemik perbatasan di Tanjung Datu dan Camar Bulan, Kalimantan Barat.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha mengatakan, pemerintah sepakat bahwa tidak akan ada kompromi soal kedaulatan negara. "Ini tergantung bagaimana kita melihatnya, tetap saja bisa kita carikan titik temu atau perudingan," kata Julian di Bina Graha, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2011.
Menurut Julian, soal perbatasan Indonesia-Malaysia telah djelaskan oleh Menteri Koordintor Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan temuan di lapangan, kata Julian, tidak ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu yang memindahkan atau mengubah batas negara. "Kecuali dari abrasi air laut," kata Julian.
Sebelumnya, Megawati mengkritik adanya patok-patok perbatasan yang bergeser dan hilang karena abrasi pantai. Menurut Megawati, patok-patok itu harus segera dipindah ke tempat aslinya, agar teritorial Indonesia tak berpindah tempat.
"Hanya ngomong saja, berbuatlah. Jangan banyak bicara," kata Megawati di Megawati Institute, Jalan Proklamasi, Jakarta, siang tadi.
Djoko Suyanto sendiri menegaskan bahwa tidak ada wilayah Indonesia yang dicaplok Malaysia di perbatasan Kalimantan Barat. Djoko mengakui bahwa ada titik-titik penanda perbatasan RI-Malaysia yang sudah hilang terkena abrasi. (umi)