Marzuki: Wakil Menteri Bukan Anggota Kabinet

Marzuki Alie (Demokrat)
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

VIVAnews - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Marzuki Alie, menyatakan bahwa penambahan wakil menteri di beberapa kementerian bukan bentuk dari penggemukan kabinet. Pasalnya, wakil menteri berfungsi sebagai upaya mensinergiskan antara menteri dan para pejabat internal.

"Saya kira wamen (wakil menteri) itu bukan bagian dari kabinet. Itu kan orang atau pejabat karir yang ada di internal yang dipercaya untuk membantu menteri," ujarnya seusai menghadiri acara peluncuran buku MR. Sjafruddin Prawiranegara di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Sabtu 15 Oktober 2011.

Kebanyakan menteri saat ini, tegas Marzuki, merupakan orang-orang yang berasal dari luar institusi yang dipimpin. Maka, agar terjadi kepaduan antara pimpinan dan pejabat dibawahnya diperlukan wakil menteri.

"Karena menteri orang luar jadi yang paling tahu bagaimana budaya kerja dan orang-orang di dalam, karakter masing-masing, itu kan pasti orang dalam," tuturnya.

Meski kebanyakan menteri berasal dari luar institusi, tambahnya, namun hal itu merupakan hal yang positif. "Jadi ada kombinasi antara pemikiran yang datang dari luar dengan apa yang ada di dalam," imbuhnya.

Sebelumnya, Mantan Wakil Presiden, Muhammad Jusuf Kalla, turut menilai penambahan jabatan Wakil Menteri yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah keputusan yang tidak perlu dipertanyakan alias wajar. Menurut JK, jabatan Wakil Menteri tidak dibatasi undang-undang dan sangat tergantung kepada menteri yang bersangkutan.

"Apabila satu pos menteri memiliki banyak pekerjaan, maka dibolehkan menambah jabatan wakil menteri untuk membantu pekerjaannya.  Kalau dibutuhkan boleh," ujarnya, usai mencanangkan program donor darah berbasis masjid di Islamic Center Kota Bekasi, Jawa Barat.

JK menambahkan, Undang-undang Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara, hanya membatasi jabatan Menteri maksimal 34 menteri. Sedangkan jabatan Wakil Menteri tidak diatur dan tidak bisa disebut membuat kabinet semakin gemuk. "Sejak dulu juga ada," katanya.

Presiden SBY Kamis 13 Oktober 2011 lalu, memanggil beberapa calon Wakil Menteri ke kediamannya di Cikeas, Kabupaten Bogor. Tiga calon yang hadir adalah calon Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, calon Wakil Menteri Luar Negeri, Wardana, dan calon Wakil Menteri Kebudayaan Pariwisata, Sapta Nirwandar.

Hari berikutnya, giliran mantan Rektor Universitas Andalas, Musliar Kasim yang datang ke Cikeas. Ia ditunjuk sebagai Wakil Menteri Pendidikan Nasional. (sj)

Sukses Gelar MotoGP, Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata Olahraga
Badak Taman Nasional Ujung Kulon

Ironi Perburuan Badak Jawa di Kawasan Konservasi Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 280 Juta

Di lahan konservasi tersebut, badak Jawa yang dilindungi itu jadi target perburuan liar dan cula nya dijual ke Jakarta secara ilegal dengan nilai ratusan juta rupiah.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024