- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Wakil Presiden Boediono dinilai sebagai salah satu penyebab terus merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono selama dua tahun terakhir.
Penilaian itu berdasarkan hasil riset dari Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA. Dalam survei LSI pada Oktober 2011, tercatat masyarakat yang puas terhadap kinerja Boediono membantu SBY hanya mencapai 39 persen.
"Boediono seharusnya berfungsi sebagai "Gas" karena SBY adalah "Rem". Kenyataannya Boediono juga menjadi Rem," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, di Jakarta Minggu 16 September 2011.
Hal inilah penyebab mengapa pemerintahan SBY ini dinilai menjadi lamban. Sejak setahun pemerintahan, kata Ardian, publik tidak puas dengan kinerja Boediono. Publik selalu membandingkan Boediono dengan Jusuf Kalla yang dinilai lebih determinan.
Pada Januari 2010 saat 100 hari masa kepemimpinan SBY, sebanyak 53 persen masyarakat mengaku puas terhadap kinerja Boediono dalam membantu SBY. Namun, tingkat kepuasan ini terus merosot hingga 47,1 persen pada Oktober 2010.
Selain Boediono, kabinet yang berisi menteri bermasalah juga dinilai menjadi penyebab. Di beberapa kementerian ada yang tersandung kasus korupsi, perselingkuhan, masalah kesehatan hingga buruknya kinerja menteri. "Kabinet saat ini bahkan menjadi beban SBY," kata Adrian.
Partai Lemah
Selain itu, LSI mencatat melemahnya dukungan bagi partai pendukung pemerintah. Dukungan publik terhadap partai Demokrat merosot tajam. Dari data dari LSI pada Januari 2010 partai demokrat mendapat dukungan 32,6 persen sedangkan pada Oktober 2011 terjun menjadi 16,5 persen. Sementara partai kompetitor terus menguat. "Golkar kini menjadi partai terkuat," kata dia.
Survei LSI sendiri diadakan pada 5-10 Oktober 2011 di 33 provinsi. Jumlah responden adalah 1200, dipilih berdasarkan multi stage random sampling dengan wawancara secara tatap muka.
Sementara margin of error mencapai 2,9 persen. Sebagai pelengkap data, LSI melengkapi survei dengan riset kualitatif berupa focus group discussion, wawancara mendalam dan analisis media. (ren)