- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Suryadharma Ali, mengaku telah mengetahui rencana pengunduran diri politisi PPP Suharso Monoarfa dari kabinet. Menurutnya, rencana pengunduran diri itu telah diperbincangkan antara kedua belah pihak.
“Mungkin dua atau tiga minggu yang lalu. Itu hak pribadi beliau mengundurkan diri. Mungkin ada suatu pekerjaan berat yang harus beliau konsentrasi di situ. Itu adalah hak pribadinya. Saya menghormati itu. Tentu ada tugas lain yang menunggu Pak Suharso,” kata SDA usai Rakor Tingkat Menteri di Gedung Kementerian Agama, Jakartaa, Senin 17 Oktober 2011.
Menurutnya, PPP telah mendapat surat tembusan pengunduran diri Suharso. Oleh karena itu, SDA tidak kaget dengan pengumuman Presiden hari ini soal mundurnya Suharso.
Pengunduran diri Suharso diumumkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Saudara-saudara, kemarin saya menerima surat dari Menpera Suharso Manoarfa. Surat tersebut tertanggal 12 Oktober 2011, berarti lima hari yang lalu, berisi permintaan beliau untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri. Saya menerima dan menyetujui pengunduran diri Suharso Manoarfa,” kata Presiden SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 17 Oktober 2011.
Menurut SBY, Suharso mundur karena alasan pribadi. SBY pun memuji kinerja Suharso selama menjabat sebagai Menpera. “Atas inisiatif dan kerja keras beliau, telah dibangun sejumlah rusunawa yang dihuni 15 ribu kepala keluarga TNI/Polri,” kata dia. Kini, posisi Suharso rencananya akan diisi oleh Djan Faridz.
SDA sendiri memandang Djan sebagai sosok yang tepat untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Suharso. Ia menambahkan, Djan masuk kabinet atas permintaan PPP. SDA pun mengatakan, masih ada menteri baru asal PPP yang akan dipanggil ke Istana.
Namun ia sendiri mengaku tidak tahu apakah posisinya sebagai Menteri Agama akan digantikan oleh orang lain atau tidak. “Wallahu alam,” kata SDA. (umi)
Lolos Jadi Anggota DPR, Denny Cagur Ungkap Kenangan Haru dengan Almarhumah Ibu
Denny Cagur mengungkap bahwa satu tahun sebelum meninggal, sang ibunda memberi kado ulang tahun tak biasa kepada dirinya.
