Media Bos MNC Kerek Elektabilitas Nasdem?

Hary Tanoe
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews – Ketua Umum Partai Nasdem, Patrice Rio Capella meyakini, dukungan yang diberikan bos MNC Hary Tanoesoedibjo akan sangat membantu perjuangan partai mereka. Ini karena Hary Tanoe adalah pengusaha yang membawahi banyak media cetak maupun elektronik di tanah air.

“Beliau punya banyak sekali media. Ada RCTI, Global TV, MNC TV, Sun TV, Koran Sindo, Sindo Radio (dulu Trijaya FM),” kata Rio beberapa waktu lalu. “Belum lagi Metro TV. Semua akan sangat membantu,” imbuh Rio. Metro TV sendiri bukan media milik Hary Tanoe, melainkan milik Surya Paloh, pendiri organisasi masyarakat Nasional Demokrat yang juga bertindak sebagai penyokong dana Partai Nasdem.

Gabungan pasukan media yang dimiliki Hary Tanoe dan Surya Paloh, disebut-sebut sejumlah pengamat dapat mengerek elektabilitas Partai Nasdem secara signifikan pada Pemilu 2014 mendatang. Bahkan, meski partai tersebut termasuk partai politik baru di jagat perpolitikan tanah air, tapi dengan sumber daya yang dimilikinya, Nasdem diprediksi dapat menjadi ancaman bagi partai-partai tengah yang minim dukungan dana.

Namun hal tersebut dibantah oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy. “Media memang menjadi salah satu kontributor penyumbang suara bagi partai, tapi masih ada beberapa komponen penyumbang suara lain dalam pertarungan pemilu,” kata politisi muda yang akrab disapa Rommy itu kepada VIVAnews, Rabu 9 November 2011.

Rommy menjelaskan, media tidak bisa memengaruhi semua tipe pemilih dalam pemilu. Padahal, menurutnya, ada tiga pemilih dalam pemilu. “Ada 3 segmen pemilih. Pertama, pemilih ideologis. Kedua, pemilih mobilisatif yang biasa disebut swing voters. Tiga, pemilih transaksional,” kata Rommy.

“Media hanya bisa memengaruhi segmen pemilih mobilisatif yang cenderung ikut-ikutan,” tambah anggota DPR itu. Sementara segmen pemilih ideologis yang justru merupakan basis pertarungan dalam pemilu, kata Rommy, tidak mudah dipengaruhi oleh media.

“Masuknya Hary Tanoe mungkin bisa menggaet pemilih mobilisatif. Tapi itu pun akan sangat tergantung pada bagaimana Partai Nasdem bisa mentransformasikan jabatan Ketua Dewan Pakar yang diemban Hary Tanoe ke ranah strategis,” ujar Rommy. Bila kedua belah pihak sepakat untuk memperbanyak intensitas kemunculan Partai Nasdem di media publik seperti televisi, kata dia, maka Nasdem memang betul-betul bisa terkatrol.

Apapun, Rommy mengaku tidak khawatir dengan bergabungnya Hary Tanoe ke Partai Nasdem, karena aliran Nasdem dan PPP berbeda. Selain itu, kata dia, basis konstituen PPP adalah segmen pemilih ideologis, bukan mobilisatif. “Pemilih ideologis tidak mudah dipengaruhi mobilisasi media atau transaksi material. Survei juga menunjukkan, pemilih PPP cukup loyal,” papar Rommy.

Selain itu, sambung Rommy, “identifikasi Nasdem lebih ke aliran partai tengah dan nasionalis, sedangkan PPP adalah religius. Jadi, tidak ada kekhawatiran soal Nasdem bagi PPP.” (umi)

Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23
Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Kehadiran pasangan AMIN saat penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024–2029 dinilai bisa memberi legitimasi hasil Pemilu 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024