- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menegaskan partainya belum membahas dan menentukan calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
"Golkar masih fokus menjalankan program partai," kata Aburizal usai bertemu dengan Ketua DPR Thailand di Bangkok, Rabu 23 November 2011. Terutama, imbuhnya, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal itu sesuai dengan program lima tahunan Partai, yakni program Karya Kekaryaan, yang secara resmi mulai dijalankan pada tahun 2012.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Lalu Mara Satria Wangsa, menjelaskan banyak aspirasi daerah yang ingin Aburizal menjadi capres Golkar untuk Pemilu 2014. Hal ini muncul dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta pada Oktober lalu. "Pak Ical (panggilan akrab Aburizal Bakrie) tidak menolak (aspirasi itu)." Tetapi, imbuhnya, Partai belum secara resmi menentukan nama capres maupun cawapres.
Capres dan cawapres dari Partai Golkar baru akan ditentukan dan diumumkan pada Rapimnas tahun 2012. Hal tersebut akan dilakukan setelah melihat hasil survei tingkat popularitas partai, juga popularitas Aburizal. "Soal capres dan cawapres tentu tidak ditentukan oleh perorangan, melainkan melalui Rapat Pleno (Pengurus Harian DPP) atau Rapimnas," jelas Lalu.
Oleh karena itu, dia menilai pernyataan Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso tentang nama-nama kandidat cawapres dari Golkar, merupakan pendapat pribadi, bukan keputusan partai.
Kemarin, Priyo mengatakan, nama Jenderal Pramono Edhie Wibowo pantas diajukan sebagai cawapres pada Pemilu 2014. “Figur dari latar belakang militer memang perlu dipertimbangkan. Beredar nama seperti KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) yang kebetulan masih iparnya Pak Yudhoyono (Susilo Bambang Yudhoyono)."
Wakil Ketua DPR RI itu juga menilai, "Pak Pramono Edhie adalah jenderal tentara murni yang punya reputasi.”
Laporan: M. Arief Hidayat | Bangkok, umi
Farhat Abbas Diperiksa Polisi Pekan Ini soal Laporan Penistaan Agama ke Pendeta Gilbert
Pengacara Farhat Abbas melaporkan pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya terkait dugaan penistaan agama.
