PDIP: Sistem Pemilu Saat Ini Terlalu Liberal

Megawati & Taufiq Kiemas memasukkan surat suara Pemilu 2009
Sumber :
  • Antara/ Ujang Zaelani

VIVAnews – PDI Perjuangan menilai sistem pemilu proporsional terbuka tidak tepat diterapkan di Indonesia. Menurut mereka, sistem tersebut mempunyai kecenderungan merusak prinsip keterwakilan rakyat yang ideal di parlemen.

“Kami ingin sistem proporsional tertutup, daripada kita harus terus melanjutkan sistem proporsional terbuka yang sangat liberal ini,” ujar Sekretaris Tim Pengarah Rakernas PDIP di Hotel Harris, Hasto Kristiyanto, Bandung, Selasa 13 Desember 2011.

Sistem proporsional terbuka, kata Hasto, membuat kompetisi antara calon legislatif (caleg) semakin tajam, bahkan cenderung menghalalkan segala cara. Hal itu, lanjutnya, tak hanya berdampak pada persaingan caleg antarparpol, tetapi juga caleg dari partai yang sama.

Kondisi pertarungan semacam itu demi memperebutkan kursi DPR, dipandang PDIP sangat tidak sehat bagi masa depan demokrasi, bahkan bisa melemahkan kekuatan partai politik. “Kalau liberalisasi politik ini dibiarkan terus berjalan, maka tak akan lama lagi kita akan saksikan negara Republik Indonesia ini berakhir,” kata Hasto.

Oleh karena itu, ujar dia, PDIP ingin mengembalikan pemilu pada sistem proporsional tertutup yang mencegah proses liberalisasi politik tersebut. Namun pilihan itu, kata Hasto, harus diimbangi dengan penguatan kader dan caleg yang ditawarkan kepada masyarakat.

Hasto menegaskan, siapapun kader atau caleg yang dipilih oleh rakyat, harus orang yang benar-benar punya kualitas, kemampuan, dan kompetensi sebagai wakil rakyat di parlemen. Untuk itu, PDIP saat ini sedang menggodok sistem perekrutan caleg yang lebih berkualitas.

Dalam Rakernas kali ini, PDIP mendesain syarat dan tahapan seleksi yang ketat untuk setiap caleg yang diajukan kepada publik. Syarat dan tahapan seleksi ketat tersebut, kata Hasto, berlaku bagi kader internal maupun eksternal yang berminat menjadi caleg PDIP.

Penilaian terhadap caleg, terang Hasto, akan mengutamakan aspek kapasitas ideologi, akademik, dan pengalaman. Sementara tahapan seleksi caleg dilakukan mulai dari psikotes hingga wawancara dengan pengurus pusat partai. “Jadi kami tawarkan mekanisme rekruitmen caleg yang makin terbuka. Tapi sistem pemilunya adalah proporsional tertutup,” kata Hasto.

PDIP mengaku tak gentar jika dengan menawarkan kembali sistem pemilu proporsional tertutup ini, mereka dianggap menciptakan kemunduran. “Proporsional terbuka bagi kami justru langkah mundur. Lihat saja dampak dan kerusakannya,” ujar Hasto. (sj)

Israel Tutup Masjid Ibrahimi di Kota Hebron karena Dipakai Umat Yahudi untuk Paskah
J&T Connect Run 2024

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

J&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global kembali menghadirkan J&T Connect Run setelah menuai kesuksesan di tahun pertamanya pada 2023 lalu.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024