- Antara/ M Agung Rajasa
VIVAnews - Kaukus Muda Indonesia menilai sepanjang tahun 2011 ini, pemerintahan SBY- Boediono semakin memperkokoh model politik oligarki. Partai oposisi yang diharapkan sebagai penyeimbang tak berfungsi maksimal.
"PDIP, Gerindra, dan Hanura, nyaris tidak ada second opinion yang berarti terkait kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah," ujar Ketua Kaukus Muda Indonesia, Edi Humaidi, di Jakarta dalam acara Refleksi Akhir Tahun Evaluasi bidang hukum, Politik, dan Ekonomi di Jakarta, 26 Desember 2011. "Apalagi memainkan peran sebagai kelompok penekan atau pressure group."
Menurut Edi, pelan tapi pasti, kalau hal ini terus berlanjut, tentu akan membahayakan perkembangan demokrasi itu sendiri yang baru tumbuh dan berkembang di Indonesia. Kurang maksimalnya peran partai-partai oposisi ini, membuat saluran aspirasi yang disuarakan oleh para wakil rakyat di Parlemen menjadi macet. "Sementara rakyat bawah banyak yang miskin dan posisinya semakin tertidas dan terjepit," ujar Edi.
Edi juga menyayangkan upaya menyampaikan aspirasi melalui jalan demostrasi justru mendapatkan perlawanan dari aparat penegak hukum dengan cara-cara yang sadis. "Aksi demonstrasi yang dilakukan rakyat justru dihadapi dengan moncong senjata aparat hingga timbul banyak korban seperti di Mesuji dan di Bima NTB," kata Edi.
Menurut Edi, berbagai tindakan penyimpangan ini pada akhirnya melahirkan fustasi yang mendalam dan melahirkan semakin kuatnya oposisi jalanan. "Kasus bakar diri yang dilakukan oleh mahasiswa UBK, Sondang Hutagalung, perlu dijadikan sebagai peringatan," ujar Edi.
OJK Ingatkan Emak-emak Hati-hati Terjerat Rentenir: Bunganya Luar Biasa Mencekik Leher
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti para ibu-ibu atau emak-emak agar tidak meminjam uang dari rentenir.
