- Vivanews/ Tri Saputro
VIVAnews - Ketua DPR, Marzuki Alie, berang dengan Sekretariat Jenderal DPR yang tidak pernah mendengarkan pimpinan DPR saat membuat suatu rencana.
Pimpinan DPR seperti kecolongan dengan segala kebijakan Sekretariat Jenderal DPR yang tak melibatkan pimpinan.
"Seperti tuli itu. Berkali-kali saya sampaikan, beli sesuai dengan kebutuhan kita," kata Marzuki Alie di gedung DPR, Jakarta, Jumat 13 Januari 2012.
Marzuki berang saat mengetahui banyak kebijakan Sekretariat Jenderal yang tidak melibatkan pimpinan. Bahkan tanpa pemberitahuan. Misalnya, pengadaan absensi finger print yang masih di atas Rp3 miliar.
"Saya yakin, beli komputer mahal-mahal itu hanya untuk mengetik. Kok tidak tersentuh hatinya," kata Marzuki. "Ini jelas melanggar arahan pimpinan. Oleh karena itu, kita berikan peringatan keras. Kalau tetap begini, nanti kami ganti."
Menurut Marzuki, bila semua pimpinan DPR sepakat mengganti Sekretaris Jenderal, Nining Indra Saleh, maka pergantian akan dilakukan. "Kalau semua pimpinan sepakat ganti, ya kami ganti."
Marzuki mengaku tidak pernah dihubungi Sekretariat Jenderal perihal beberapa pengadaan proyek di DPR. Pimpinan DPR juga tidak pernah dilibatkan dalam rapat-rapat Badan Urusan Rumah Tangga.
"Kecuali kalau ada krusial panggil saya. Tapi ini saya tidak dipanggil. Saya kecolongan," kata Marzuki yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini.
Hingga kini, Nining Indra Saleh belum bisa dihubungi. Nomor telepon genggam yang biasa digunakannya tidak aktif. Berkali-kali dihubungi VIVAnews.com, hanya terdengar nada rekam kotak suara.
Nining sendiri sudah menjelaskan perihal pengadaan proyek dan tender renovasi ruang Badan Anggaran yang menyedot anggaran hingga Rp20 miliar. Berikut penjelasan Nining Indra Saleh.
Saat Berdoa di Rakornas Pilkada, PAN Yakin Dapat Jatah Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran
Gelar Rakornas Pilkada, PAN Harap Dapat Jatah Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran
