Alasan Diana Ungkap Pemberian Uang dari Anas

Anas Urbaningrum (kanan) dan Muhammad Nazaruddin
Sumber :
  • Flickr

VIVAnews - Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Diana Maringka mengaku menerima uang dari tim sukses Anas Urbaningrum sebesar US$7000 dan Rp30 juta.

Selain uang, dia juga diberikan Blackberry menjelang kongres Partai Demokrat di Bandung 2010 lalu. Sebenarnya, apa yang melatarbelakangi Diana mengungkap ini ke publik?

"Saya baru tahu kalau dana itu ramai dibicarakan dana dari wisma atlet. Kan waktu saya terima, kita tidak tahu dana dari wisma atlet. Kita tahunya uang itu dari kubu Anas, untuk pemenangan Anas," ujar Diana kepada VIVAnews, Kamis 9 Februari 2012.
 
Dia mengaku tidak ingin terjebak dalam kasus korupsi wisma atlet yang saat ini tengah jadi perhatian publik.

"Kenapa saya mengaku, sebab itu dengar-dengar dari dana wisma atlet. Makanya saya harus bicara jujur. Saya kan mencintai Partai Demokrat. Partai Demokrat kan partai anti korupsi. Kita kan melihat ikon nya Pak SBY," tuturnya. "Jangan kita sembunyi." tambahnya.

Uang dan Blackberry pemberian tim sukses Anas, kata Diana, masih disimpan. Dia akan mengembalikannya kepada partai. "Uangnya masih ada sama saya. Kalau Blackberry tentunya sudah dipakai. Tapi semua saya akan kembalikan," katanya.

Usai mengungkap hal ini, dia belum mendapat teguran dari pimpinan pusat maupun bekas tim sukses Anas. "Kalau ditegur ga masalah. Yang penting saya ikuti Pak SBY, katakan tidak pada korupsi," ucapnya.

Rekayasa


Saat dikonfirmasi seorang mantan ketua tim sukses Anas Urbaningrum yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, membantah pengakuan Diana.

"Mana ada itu. Itu pasti ada yang merekayasa. Sama saja seperti penyembelihan sapi yang sadis di rumah potong, itu ternyata kerjaan eksportir daging," kata Mubarok kepada VIVAnews.

"Tidak ada orang terima uang itu mengaku," lanjut Mubarok.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Saan Mustofa, menampik adanya politik uang dalam Kongres Demokrat itu. "Setahu saya sebagai peserta kongres, tidak ada politik uang atau politik transaksional. Yang ada adalah politik gagasan dan politik rasional," kata Saan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 9 Februari 2012.

Anggota Komisi III DPR itu menyatakan pengakuan Diana itu harus diuji kebenarannya. "Bisa saja orang-orang mengatakan begitu," ujar Saan. Tapi, imbuhnya, pengakuan itu perlu diinvestigasi oleh berbagai instrumen di internal partai seperti Komisi Pengawas Demokrat. (eh)

Khofifah: Alumni UNAIR Harus Tingkatkan Kualitas SDM untuk Bangun Indonesia
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting

Ambisi Tim Bulutangkis Indonesia Raih Juara Piala Thomas dan Uber 2024

Optimisme kemenangan dirasakan timnas Indonesia untuk merebut kembali piala di turnamen bergengsi Piala Thomas dan Piala Uber 2024

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024