- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, membuka rapat pleno persiapan Rapimnas dan HUT Golkar ke-48 di DPP Golkar, Jakarta, Sabtu, 13 Oktober 2012.
Dalam sambutan pembukaan acara itu, Ical -sapaan akrab Aburizal- menyampaikan bahwa dalam dinamika politik nasional saat ini, ada yang patut disyukuri karena hasil survei dari berbagai lembaga survei nasional memposisikan Partai Golkar pada urutan pertama.
"Tidak ada satupun survei yang mengatakan Partai Golkar tidak berada pada urutan pertama," ujar Ical dalam sambutannya.
Karena itu, Ical berpesan kepada segenap jajaran pengurus partai untuk senantia memperkuat konsolidasi demi memelihara elektabilitas partai. Prestai Partai Golkar mencapai elektabilitas 21 persen berdasarkan hasil survei patut dibanggakan.
Sementara urutan kedua dari hasil survei elektabilitas, ada PDI Perjuangan dengan 17,2 persen. Disusul Partai Demokrat, dengan elektabilitas 12 persen dan Partai Gerindra dengan elektabilitas 5,2 persen.
"Partai lainnya di bawah 5 persen," kata Ical.
Selain itu, Ical juga menjelaskan mengenai hasil survei yang menunjukkan elektabilitas dirinya sebagai capres masuk dalam urutan tiga besar.
"Patut juga kita syukuri bahwa elektabilitas saya akhir-akhir ini sebagai calon presiden dari Partai Golkar berada pada 3 besar dengan selisih yang sangat dekat. Yaitu Megawati 20 persen, Prabowo 19 persen, dan saya sendiri 18 persen," kata Ical.
Karena itu, Ical juga meminta kepada seluruh jajaran kader serta pengurus Golkar untuk meningkatkan kinerja demi mendongkrak elektabilitas capres yang diusung partai berlambang beringin ini.
"Kalau kita bicara mengenai presidential treshold, andaikata itu tetap mencapai 20 persen, maka diproyeksikan hanya akan ada 3 partai yang dapat mengajukan calon presiden beserta koalisi masing-masing. Tidak ada pilihan lain disamping kita berjuang meningkatkan elektabilitas partai dan elektabilitas capres kita," kata Ical. (adi)
Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Zulhas: Bagus Banget, Kita Dukung
Prabowo ingin para mantan presiden rutin bertemu dan berdiskusi.
