- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, mengatakan tahun 2013-2014 merupakan sarat dengan aktivitas politik. Saat itulah banyak pihak berlomba-lomba mencalonkan dirinya menjadi Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu 2014.
Namun, menurut JK, menjadi seorang pemimpin bangsa bukanlah hal yang mudah.
"Pemimpin harus memiliki perpaduan performa dan visi. Performa tanpa visi akan membuat seseorang tidak akan tahu arah masa depan bangsa. Sebaliknya, visi tanpa performa akan membuat semua orang mampu membuat visi tanpa memberikan bukti apa pun," kata Jusuf Kalla dalam acara "Dialog Nasional 47 Tahun Tritura Kembali ke Jati Diri Bangsa" di Balai Kartini, Jakarta, Senin 7 Januari 2013.
JK yang juga merupakan mantan Wakil Presiden RI berharap pemimpin Indonesia ke depan adalah sosok yang mampu menyatukan bangsa Indonesia yang multikultural ini. "Dia juga harus bisa mensejahterakan bangsanya," ujarnya.
Dalam acara dialog itu turut hadir mantan KASAD TNI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Riacudu. Ia pun menyebutkan ada dua tugas utama yang menjadi tanggung jawab seorang pemimpin sejati.
"Dua tugas utama itu adalah menyatukan rakyat yang dipimpin sehingga mereka merasa nyaman dengan pemimpinnya, dan pemimpin bisa mensejahterakan bangsa," tuturnya.
Ryamizard menyadari memilih seorang pemimpin dalam kondisi politik di Indonesia saat ini bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, dalam memilih pemimpin bangsa, masyarakat Indonesia harus cerdas dan mengenal lebih dulu calon-calon yang akan dipilih.
"Rakyat Indonesia harus diberi track record untuk mengenal lebih dalam pilihan mereka sehingga diharapkan tidak salah pilih," kata dia. (umi)