Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews -
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua, membantah kabar adanya desakan agar Anas Urbaningrum mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum.
Begitu juga dengan kabar yang menyebut Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, Jero Wacik, turut meminta Anas mundur.
Baca Juga :
Ternyata SYL Pakai Uang Peras Pejabat Kementan untuk Renovasi Rumah dan Perawatan Keluarga
Baca Juga :
Ramalan Zodiak Kamis 18 April 2024: Taurus Alami Krisis Keuangan, Virgo Harus Menjauhi Orang Negatif
Begitu juga dengan kabar yang menyebut Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, Jero Wacik, turut meminta Anas mundur.
"Tidak ada seorang pun yang memaksa Anas mundur," ucap Max, kepada wartawan, di kompleks MPR/DPR, Jakarta, Senin, 4 Februari 2013.
Max mengakui banyak aspirasi agar Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), segera mengambil langkah-langkah strategis sebagai upaya penyelamatan Partai. Namun bukan berarti harus dengan turunnya Anas.
Hasil survei Saiful Mujani
Research and Consulting
(SMRC) yang menunjukkan anjloknya popularitas dan elektabilitas Partai Demokrat harus segera direspons oleh SBY. Baginya, dalam situasi Partai Demokrat seperti sekarang, hanya SBY yang mampu menyelamatkan partai.
Justru, kata Max, dalam situasi yang sedang tidak menggembirakan ini, semua kader harus mampu mengendalikan diri dan tidak membuat pernyataan-pernyataan yang menambah tidak kondusif. "Pernyataan seperti meminta Anas mundur, bukan solusi bagi permasalahan yang dihadapi sekarang."
Menurutnya, hasil survei SMRC itu harus ditanggapi secara bijaksana. Sebab, survei tersebut memang merupakan bagian dari persepsi publik atas Partai Demokrat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Publik pun akan menilai kembali respon partai atas hasil survei itu.
"Kalau Demokrat utuh, masyarakat senang, jadi simpati pada Demokrat. Sebaliknya, kalau Demokrat terjadi pro dan kontra, masyarakat tidak simpati," tutur Max. (sj)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Tidak ada seorang pun yang memaksa Anas mundur," ucap Max, kepada wartawan, di kompleks MPR/DPR, Jakarta, Senin, 4 Februari 2013.