Marzuki: Data Ibas Terima Uang Nazar Harus Diuji Validitasnya

Dokumen Ibas terima aliran dana Hambalang
Sumber :
  • VIVAnews/Nila Chrisna Yulika

VIVAnews – Dokumen milik Yulianis, mantan Direktur Keuangan PT Anugerah Nusantara, perusahaan milik M.Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, yang di dalamnya mencantumkan penerimaan dana sebesar US$900 ribu oleh Ibas Yudhoyono, beredar di DPR, Kamis kemarin.

Menanggapi hal itu, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie, menyatakan keabsahan dari dokumen tersebut masih menjadi pertanyaan. “Itu harus diteliti, diklarifikasi, diuji. Kita tidak boleh berfantasi. Begitu ada data, langsung disebarkan. Padahal data ini bisa saja diketik (sembarangan). Saya tidak tahu apakah (data) ini juga diakui oleh Yulianis sendiri atau tidak,” kata Marzuki di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat 1 Maret 2013.

Menurutnya, data itu harus diuji keabsahannya karena beredar hanya dalam bentuk lembaran tanpa ada judul apalagi sampulnya. Dalam dokumen yang disebut-sebut milik Yulianis itu, Ibas tercatat menerima dana sebanyak empat kali.

Penerimaan dana pertama dan kedua terjadi pada 29 April 2010. Pada tanggal itu, Ibas tertulis menerima uang sebesar US$600 ribu dalam dua tahap. Tahap pertama US$500 ribu dan tahap kedua US$100 ribu. Sementara penerimaan dana ketiga dan keempat tertulis terjadi pada 30 April 2010. Pada tanggal itu, Ibas menerima uang sebesar US$300 ribu yang juga terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama US$200 ribu dan tahap kedua US$100 ribu.

Dengan demikian, dalam dokumen itu total Ibas tercatat menerima empat kali dana Nazaruddin yang jumlah keseluruhannya mencapai US$900 ribu. Ibas sendiri membantah menerima aliran dana apapun. “Tudingan tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Ini seperti lagu lama yang diulang-ulang Saya yakin 1.000 persen kalau saya tidak menerima dana dari kasus yang disebut-sebut selama ini,” kata Ibas.

Marzuki mengatakan, ia sudah mengecek hasil wawancara mantan Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, dengan Nazzarudin pada tahun 2011, sesaat sebelum Nazar menjadi buron KPK. Dalam wawancara itu, kata Marzuki, Nazar tidak pernah mengatakan Ibas pernah menerima uang dari dirinya seperti yang disebut-sebut selama ini. “Saya cek di dalam wawancara itu, tidak ada (Ibas terima uang),” kata Marzuki.

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Jokowi: Udah Bener

Soal wawancara selengkapnya antara Nazaruddin dan Amir itu, Marzuki mengatakan lebih pas untuk langsung ditanyakan ke Amir. “Tidak pas tanya ke saya, karena ini urusan Dewan Kehormatan. Harus tahu posisi. Jadi tanyakan langsung ke ahlinya,” kata Ketua DPR itu.

Amir sendiri membantah nama Ibas disebut-sebut dalam sidang Dewan Kehormatan Partai Demokrat terhadap Nazaruddin. “(Isi perbincangan) waktu itu meminta Nazaruddin mundur baik-baik (dari Bendahara Umum Demokrat). Maka kalau ada yang cerita nama Ibas ada di (percakapan) itu, saya jadi bingung,” ujar Amir. Ia mengatakan, tak ada sepatah katapun nama Ibas disebut di dalamnya. (umi)

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Ganjar Deklarasi Siap jadi Oposisi Prabowo, Bamsoet: Di Indonesia Nggak Ada Istilah Itu

Mantan capres Ganjar Pranowo sebelumnya menyatakan siap sebagai oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024