Wartawan Boikot Konsolidasi Partai Demokrat di Bali

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVAnews -
Para wartawan memboikot meliput pertemuan konsolidasi Partai Demokrat yang dibuka Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada Minggu malam 19 Januari 2014. Aksi itu dilatari pengusiran terhadap wartawan yang hendak meliput oleh oknum pengamanan Partai Demokrat.


Mulanya, sejumlah wartawan tak mendapat ID
card
peliputan lantaran diambil oknum intelijen. Kemudian, beberapa wartawan yang telah mendapat ID
card
masuk ke arena pertemuan untuk meliput suasana.


Masalah muncul ketika sejumlah wartawan televisi diusir ke luar arena pertemuan oleh pasukan pengamanan tanpa alasan jelas. Padahal saat itu acara belum dimulai sama sekali.


Sebelumnya, saat
press
briefing
dengan jajaran pengurus DPD Demokrat Bali, wartawan diperkenankan untuk memasuki arena acara hingga acara memasuki tari-tarian. Setelah itu, wartawan dipersilakan ke luar arena, karena acara digelar tertutup.


Tapi, acara belum juga dimulai, wartawan sudah diusir ke luar ruang pertemuan. Sejumlah wartawan yang kecewa kemudian mengembalikan ID
card
Rizky Nazar Diisukan Selingkuh, Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad
yang diberikan panitia. Aksi ini kemudian diikuti oleh semua wartawan.

Kembali Mencuat, Golkar Tak Ingin Berandai-andai Soal Kabar Jokowi Gabung

"Tidak punya ID
Prediksi Pertandingan Premier League: West Ham United vs Liverpool
cardnggak
boleh masuk. Punya ID
card
juga dilarang meliput. Untuk apa?," ujar Mahendra, seorang wartawan stasiun televisi swasta.


Ketua Aliansi Jurnalis Independen Denpasar, Rofiqi Hasan, yang hadir di lokasi mengatakan, meskinya pihak panitia dari awal menyatakan pertemuan digelar tertutup dan tidak mengundang wartawan.


"Ini panitia membuat pengumuman, mengundang resmi dan memberikan kartu ID khusus," katanya.


Insiden itu, kata dia, menunjukkan tidak adanya koordinasi antara pihak panitia dengan Paspampres. "Lagipula ini kan partai besar, urusan koordinasi saja tidak berjalan," kata Rofiqi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya