Anies Baswedan: Pertanyaan Kalla Bukan Serangan ke Prabowo

Anies Baswedan dan Jusuf Kalla beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews – Juru bicara tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Anies Baswedan, berpendapat pertanyaan Jusuf Kalla untuk Prabowo mengenai hak asasi manusia bukanlah serangan terhadap capres nomor urut 1 itu.

“Itu bicara fakta. Kita sebagai pemilih ingin tahu, butuh fakta, sebetulnya apa sih yang terjadi soal HAM (di masa lalu). Ini beda dengan serangan atau tuduhan yang tak ada dasarnya. Pemilih butuh fakta,” kata Anies di Jakarta, Selasa 10 Juni 2014.

Rektor Universitas Paramadina itu menilai, Kalla justru membuat debat capres-cawapres perdana tersebut menjadi lebih berisi. Sebab, isu mengenai HAM yang sering dikait-kaitkan dengan Prabowo Subianto selama ini belum terjawab secara tuntas.

“Tadi malam debat jadi menarik. Yang ditanya adalah hal yang sampai sekarang jadi tanda tanya,” kata Anies.

Meski demikian, mantan peserta konvensi capres Demokrat itu mengatakan tak cukup puas dengan jawaban Prabowo atas pertanyaan Kalla. Ini karena Prabowo pada akhirnya mempersilakan Kalla bertanya langsung kepada atasan dia saat di militer dulu.

“Tapi itu pilihan beliau. Saya hargai jawaban beliau. Tapi sebagai orang yang ingin dengar jawaban, saya tidak dapat substansi,” kata Anies.

Dialog Kalla-Prabowo

Pada sesi pendalaman debat capres-cawapres, Jusuf Kalla bertanya bagaimana Prabowo bisa menyelesaikan persoalan hak asasi manusia dan mempertahankan HAM di tengah masyarakat. Prabowo menjawab, pelaksanaan HAM yang paling mendasar adalah hak untuk hidup. Oleh sebab itu pemerintah harus melindungi rakyatnya dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri.

“Saya sekian tahun adalah abdi negara, petugas yang yang membela kedaulatan dan HAM. Saya mencegah kelompok radikal mengancam hidup orang-orang yang tidak bersalah. Jadi manakala kita dapati kelompok orang yang merakit bom, melakukan huru-hara, dan mengancam keselamatan negara, menjadi kewajiban petugas untuk melindungi tumpah darah dari ancaman-ancaman itu,” ujar Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus itu lantas mengatakan paham arah pertanyaan Jusuf Kalla. “Tidak apa-apa. Saya sebagai mantan prajurit telah melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Selebihnya atasan yang menilai. Saya mengerti arah Bapak: apakah saya bisa menjaga HAM padahal saya pelanggar HAM,” ujar Prabowo.

Prabowo menyatakan, dia pembela HAM paling keras di Indonesia. “Bapak tidak mengerti, ketika kami di tempat-tempat di mana kami harus melaksanakan tugas melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Saya bertanggung jawab, hati nurani saya bersih,” ujar Ketua Dewan Pembina Gerindra itu.

Namun Jusuf Kalla masih mencecar Prabowo soal perkara HAM yang mengakhiri karier militernya. Sampai saat ini, kasus dugaan pelanggaran HAM berat seperti penculikan aktivis 1998 masih terus membayangi Prabowo meski dua aktivis yang diculik dan selamat kini bergabung dengan Gerindra.

“Bapak katakan terserah penilaian atasan. Apakah penilaian atasan Bapak waktu itu? Bagaimana menyelesaikan HAM masa lalu?” kata Jusuf Kalla.

Prabowo pun menjawab, “Kepada Pak Jusuf Kalla, saya bertanggung jawab kepada atasan saya. Kalau Bapak ingin tahu, tanyalah kepada atasan saya waktu itu.”

Baca juga:

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II
Pepaya

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Buah pepaya yang dibuang oleh pedagang ini diduga dalam kondisi masih layak untuk dikonsumsi dan ada juga yang sudah busuk, sehingga menumpuk diakses jalan depan los buah

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024