Sumber :
- ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVAnews
- Kisruh yang terjadi dalam tubuh partai Golkar membuat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno angkat bicara. Namun demikian, pernyataan Tedjo bukan meredakan situasi, melainkan menambah kondisi makin memanas.
Hal ini juga membuat Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tandjung ikut bicara. Dia mengatakan telah melakukan pertemuan dengan Menko Polhukam pasca pernyataan sikap yang diutarakan sang menteri beberapa waktu lalu.
Hal ini juga membuat Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tandjung ikut bicara. Dia mengatakan telah melakukan pertemuan dengan Menko Polhukam pasca pernyataan sikap yang diutarakan sang menteri beberapa waktu lalu.
Baca Juga :
Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan, Penutupan Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang
"Dia menjelaskan, intinya mereka melihat internal partai Golkar sedang terjadi konflik yang mengakibatkan terjadinya keributan, perkelahian bahkan menimbulkan luka-luka dan kemudian karena penyelanggaraannya di Bali," kata Akbar saat ditemui di kediamannya di jalan Purnawarman 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis malam 27 November 2014.
"Karena Bali itu tempat turis, strategis apalagi akhir tahun akan banyak datang turis dari berbagai negara dan dikawatikan nanti ada negara yang mengeluarkan
travel warning
sehingga akan mempengaruhi kedatangan turis," tambah Akbar.
Akbar pun meyakini, apa yang telah diungkapkan Tedjo demi suksesnya penyelenggraan, keamann dan ketertiban, sehingga terjaminnya danĀ Munas Golkar ke-9.
Selain itu, Akbar juga menyampaikan, meski Tedjo merupakan salah satu kader Partai Nasdem, namun pernyataan sikap yang dilontarkan merupakan atas dasar dia sebagai pejabat negara, yang tidak dilandasi kepentingan dan interes politik.
"Pada intinya posisi saya sebagai pejabat negara bertanggung jawab terhadap politik hukum dan keamanan," ujar Akbar menirukan ucapan Tedjo.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dia menjelaskan, intinya mereka melihat internal partai Golkar sedang terjadi konflik yang mengakibatkan terjadinya keributan, perkelahian bahkan menimbulkan luka-luka dan kemudian karena penyelanggaraannya di Bali," kata Akbar saat ditemui di kediamannya di jalan Purnawarman 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis malam 27 November 2014.