Sumber :
- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id -
Bola panas pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan terus menggelinding. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun dipaksa berpikir keras mencari jalan lain.
Kondisi politik di Indonesia yang begitu cair memberikan keuntungan tersendiri. Jokowi kini mulai melirik Koalisi Merah Putih (KMP) yang dahulu menjadi rivalnya.
"Jokowi sebagai jam bandul itu bergerak (ke arah KMP)," terangnya.
Alfan memberikan contoh kasus. Pertemuan dengan Prabowo Subianto yang merupakan pentolan KMP di Istana Bogor belum lama ini, menunjukkan Jokowi tengah memainkan bandul politiknya. Gayung bersambut, KMP juga ternyata memainkan peristiwa politik hari-hari ini sebagai suatu kredit poin untuk meningkatkan daya tawar politik.
"Politik di Indonesia begitu cair pasca pilpres yang kita perkirakan kebuntuan-kebuntuan politik akan terjadi, politik 5 tahun mendatang diwarnai konsistensi penyeimbang, tapi berubah sangat cair," Alfan menganalisa.
Tak hanya itu, kasus Budi Gunawan justru mempersatukan partai pengusung Jokowi dan penyeimbang. Pada proses di DPR, semua fraksi mendukung kecuali Demokrat saja yang berbeda.
"Secara politik dan prosedural, sesungguhnya pencalonan BG tidak ada masalah. Karena DPR menyetujui. Presiden memutuskan menunda karena ada tekanan publik," jelasnya.
Pilihan Jokowi untuk mengangkat Komjen Pol Bardrodin Haiti sebagai Plt Kapolri, menurut Alfan bukan penyelesaian permanen tapi sementara. Bagaimana pun, Jokowi pada saatnya harus memutuskan nasib BG juga siapa Kapolri yang sesungguhnya. Pilihan yang bisa jadi tak disukai oleh partai pendukungnya.
"Jokowi memang dilematis sebagai pemimpin politik. Dia akan menemukan jati diri, ini bagian ujian politiknya," tutur Alfan.
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
Alfan memberikan contoh kasus. Pertemuan dengan Prabowo Subianto yang merupakan pentolan KMP di Istana Bogor belum lama ini, menunjukkan Jokowi tengah memainkan bandul politiknya. Gayung bersambut, KMP juga ternyata memainkan peristiwa politik hari-hari ini sebagai suatu kredit poin untuk meningkatkan daya tawar politik.