Sumber :
- ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
VIVA.co.id -
Sekretaris Jenderal Partai Hanura demisioner, Dossy Iskandar Prasetyo, menegaskan bahwa keterpilihan Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto sebagai ketua umum berdasarkan aspirasi peserta Musyawarah Nasional II di Solo, Jawa Tengah. Menurutnya, semua proses berjalan secara alamiah.
"Itu permintaan dari seluruh kader di pusat, di daerah, cabang-cabang semuanya meminta Pak Wiranto untuk memimpin kembali. Itu suara murni bukan rekayasa. Tentu kita mendengar," kata Dossy saat dihubungi VIVA.co.id, Sabtu 14 Februari 2015.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Wiranto Jadi Menteri, Hanura: Ini Suatu Permata
"Itu permintaan dari seluruh kader di pusat, di daerah, cabang-cabang semuanya meminta Pak Wiranto untuk memimpin kembali. Itu suara murni bukan rekayasa. Tentu kita mendengar," kata Dossy saat dihubungi VIVA.co.id, Sabtu 14 Februari 2015.
Alasan kedua, lanjut Dossy, Wiranto masih dipandang sebagai sosok yang belum tergantikan di Partai Hanura. selain itu, dari faktor kesejarahan, mantan Panglima ABRi itu tahu persis mengenai pendidikan politik yang sesuai dengan ideologi partai yakni hati nurani.
"Kita tidak bisa menutup mata, karena memang faktanya ketokohan pak Wiranto masih diperlukan," ujarnya.
Terkait pertanyaan, apakah sudah tidak ada kader lain yang pantas memimpin Hanura, Dossy memberikan jawabannya. Menurutnya, kematangan generasi muda dalam memimpin partai secara personal sudah bisa diharapkan, namun ketika dihadapkan pada suatu sistem kepartaian yang kompleks partai tetap membutuhkan nakhoda dengan figur yang berpengalaman.
"Ada pengaruh lingkungan strategis yang membuat kita memerlukan Pak Wiranto. Tapi ini bukan berarti generasi muda tidak pantas. Ini bukan soal pantas atau tidak pantas tapi bagaimana menakhodai partai dan mempersiapkan generasi yang matang," ucapnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Alasan kedua, lanjut Dossy, Wiranto masih dipandang sebagai sosok yang belum tergantikan di Partai Hanura. selain itu, dari faktor kesejarahan, mantan Panglima ABRi itu tahu persis mengenai pendidikan politik yang sesuai dengan ideologi partai yakni hati nurani.
